Pernahkah Anda merasa tidak puas terhadap tempat anak bersekolah? Biaya pendidikan mahal, jarak terlalu jauh, fasilitas kurang memadai, guru tidak kompeten, dan pembelajaran yang monoton dan tidak sesuai seringkali menjadi alasan bagi ketidakpuasan tersebut.
Kriteria pemilihan sekolah seringkali dilandasi value yang diyakini orang tua. Orang tua yang berharap anaknya cukup mendapat pendidikan agama biasanya memilih sekolah Islam Terpadu (IT). Orang tua yang mengharapkan anaknya lebih siap dengan lingkungan global cenderung memilih sekolah internasional. Orang tua yang percaya alam merupakan tempat belajar terbaik kemungkinan mempertimbangkan sekolah alam. Lain lagi orang tua yang menganggap semua sekolah sama saja dan menitikberatkan faktor biaya biasanya mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri.
Sejatinya, orang tua tentu memilih sekolah yang dianggapnya terbaik untuk anak. Setiap orang tua berharap mendapatkan sekolah berkualitas dengan harga yang terjangkau. Sayangnya, kualitas dan harga seringkali seiring sejalan. Pada akhirnya, orang tua perlu mengambil keputusan paling logis sesuai kemampuan, alih-alih memaksakan keinginan.
Lalu, mengapa tidak mengajar sendiri anak di rumah sesuai value yang diyakini?
Pertanyaan tersebut mungkin dianggap konyol bagi sebagian orang tua karena merasa dirinya belum kompeten sebagai guru. Apalagi, keterbatasan fasilitas yang menjadikan ide ini makin di luar jangkauan. Namun, bagi orang tua yang cukup berani dan idealis, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) bisa menjadi solusi.
Apa Itu PKMB?
PKBM adalah lembaga pendidikan nonformal yang berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan dan keterampilan. PKBM bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai program pendidikan yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, seperti sekolah kesetaraan, kursus, dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Â Salah satu tujuan PKBM adalah memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat yang belum atau tidak dapat mengenyam pendidikan formal.
Sekolah Kesetaraan
Sekolah kesetaraan yang terdapat pada PKBM terdiri atas dari Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA). Secara khusus, sekolah kesetaraan ditujukan bagi anak putus sekolah, pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan, masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke sekolah formal, dan peserta yang ingin meningkatkan keterampilan dan pendidikan. Hal ini mengesankan PKBM hanya berlaku bagi "orang-orang tidak mampu" atau "orang dengan kemampuan terbatas". Meski befitu, PKBM terbuka bagi siapa saja yang merasa perlu mendapatkan akses pendidikan dengan ijazah yang diakui negara. Artinya, dengan PKBM orang tua dapat menciptakan sekolah sendiri di rumah, namun tetap bernaung di bawah kurikulum pendidikan nasional yang berlaku.
Berikut keuntungan yang didapat dari sekolah kesetaraan:
- Fleksibilitas Waktu dan Gaya Belajar
Anak dapat belajar sesuai ritme dan gaya belajarnya sendiri tanpa tekanan jadwal ketat seperti di sekolah formal. Pembelajaran dapat disesuaikan dengan minat dan bakat anak, sehingga lebih efektif dan menyenangkan. Tiap anak memiliki gaya belajar tertentu yang cocok dengan dirinya. Orang tua sebagai orang terdekat dapat menerapkan pendekatan gaya belajar yang sesuai untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Lingkungan Belajar yang Lebih Kondusif
Anak dapat belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan minim distraksi. Belajar di rumah juga mengurangi risiko bullying, tekanan sosial, atau lingkungan sekolah yang kurang mendukung. Orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan sesuai dengan nilai-nilai keluarga.
- Pendekatan Personal dan Fokus pada Anak
Pembelajaran bisa disesuaikan dengan kecepatan anak sehingga anak tidak tertinggal atau merasa bosan. Orang tua atau tutor dapat memberikan perhatian lebih kepada anak dibandingkan di kelas dengan banyak siswa. Proses pembelajaran lebih interaktif dan memungkinkan eksplorasi topik secara lebih mendalam.
- Meningkatkan Kreativitas dan Kemandirian
Anak memiliki lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi minat dan mengembangkan keterampilan, seperti seni, olahraga, atau teknologi. Dengan metode pembelajaran yang fleksibel, anak diajarkan untuk berpikir kritis, mandiri, dan lebih bertanggung jawab terhadap pendidikannya sendiri.
- Kesempatan Belajar dari Pengalaman Nyata
Belajar tidak hanya terbatas pada buku teks, tetapi juga melalui pengalaman langsung, seperti mengunjungi museum, berinteraksi dengan komunitas, atau melakukan proyek nyata. Orang tua dapat mengajarkan keterampilan hidup, seperti manajemen keuangan, komunikasi, atau kewirausahaan.
- Lebih Dekat dengan Keluarga
Orang tua dapat terlibat aktif dalam pendidikan anak, memperkuat ikatan emosional dan kebersamaan dalam keluarga. Anak memiliki lebih banyak waktu berkualitas dengan keluarga dibandingkan menghabiskan sebagian besar harinya di sekolah.
- Meminimalisasi Tekanan Akademik dan Sosial
Minimnya persaingan akademik berlebihan sehingga anak bisa fokus pada pengembangan diri tanpa stres. Anak bisa bersosialisasi dengan cara yang lebih alami, melalui komunitas home schooling, kursus, atau kegiatan sosial lainnya.
- Kesempatan Mengikuti Ujian Resmi dan Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Lulusan sekolah kesetaraan bisa mendapatkan ijazah resmi dari pemerintah sehingga tetap bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Banyak universitas di dalam maupun luar negeri yang menerima lulusan home schooling dengan persyaratan tertentu.