Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Model Distribusi Bantuan Pangan ala Warga Meduran Batu Ini Sukses Atasi "Kelaparan"

7 Juni 2020   08:37 Diperbarui: 7 Juni 2020   08:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2 model itulah yang sementara ini dipilih. Langsung di TKP, pemanfaat mengambil langsung bahan makanan yang dibutuhkan. Dilayani relawan, dengan protokoler pandemi covid-19 tetap diberlakukan.

Juga, mengirimkan langsung bantuan ke orang yang membutuhkan. Lansia dan penderita sakit.

Efektif, saya melihatnya aksi yang dilakukan mampu mengatasi problema "kelaparan". Bukan hanya pada mereka yang terdampak pandemi Covid -19 bahkan mampu menyentuh orang lain yang memang punya masalah dalam mengatasi problema pengadaan pangan di keluarga akibat hal lain. Orang dengan usia tua atau penderita sakit pun yang miskin karena tidak ada lagi sumber penghasilan.

Aksi ini apabila terus menular ke daerah lain, bukan tidak mungkin Indonesia bisa terbebas dari masalah kemiskinan yang ditimbulkan dari kelaparan. Tanpa perlu menunggu uluran tangan pemerintah. Atau belas kasihan dari lembaga lain yang terkadang prosedurnya lumayan panjang.

Sejauh ini,  2 model yang dilakukan warga Meduran, seperti pengakuan pak Fuad dan beberapa warga cukup sukses mengatasi dampak pandemi dari sisi kehidupan ekonomi. Mereka yang mengaku bagian dari rumah tangga rentan  kelaparan merasa sangat terbantu dari adanya lapak bantuan makanan itu.

" Beras setengah kilo, seperempat telur ayam. Cukup untuk mengganjal perut seharian. Meski tak lagi bekerja, bahan pangan itu bisa kami makan. Beras ditanak di magic com. Telur ikut direbus di dalamnya. Selesai sudah . Tidak perlu memasak dengan kompor gas. Juga tidak butuh minyak goreng. Hemat. Yang penting bisa makan."

Itu yang dikatakan salah satu warga pada saya.

Betul, yang penting bisa makan. Itulah yang berlaku umum untuk saat ini. Kehidupan belum sepenuhnya normal. Mereka yang terdampak umumnya pekerja harian atau yang di PHK dari pekerjaanya. Penjaga toko, karyawan obyek wisata hingga buruh rumah tangga tak lagi bisa bekerja. Maka adanya lapak pangan gratis itu sungguh sangat berarti.

Apa yang telah dilakukan warga Meduran ini bila bisa diterapkam di daerah lain tentu akan berdampak sangat baik. Terutama dalam mengatasi problema kemiskinan yang tetiba banyak dialami banyak orang akibat tiadanya sumber penghasilan. Imbas baik untuk menghalau kelaparan bahkan bisa membuat ciut nyali ingin mengemis pula. Ekses niscaya dari kemiskinan.

Jadi, mari ikuti inspirasi ini. Bisa copy paste atau melakukan gerakan lain serupa. Intinya dari warga untuk warga, tanpa meributkan ingin dapat bantuan dari pihak penguasa atau lembaga. Do it your self. Swasembada. "Tolong" dirimu sendiri.

Anis Hidayatie untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun