Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bulan Suci, Inspirasi Seribu Buku UIN Maliki, Mewacanakan Hilirisasi

16 Mei 2019   05:50 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:44 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Panitia Program Seribu Buku UIN Press, Pak Kholil dan pak Ghozi - dokpri

Awalnya, saya pikir program seribu buku hanyalah sebuah slogan untuk mendorong dosen-dosen UIN menulis, menerbitkan karya ke dalam bentuk buku. Secara yang saya ketahui Rektornya, Professor Haris, begitu saya biasa memanggil untuk nama lengkap Prof. Dr. Abdul Haris, M .Ag  memang produktif menerbitkan buku. 

Professor Haris, peci merah - dokpri
Professor Haris, peci merah - dokpri

Acara sarasehan sastra bertajuk Tadarus ke Kopi 1, Sastra dan Keindahan beberapa waktu lalu di halaman UIN Press, memberi saya kesempatan langsung bertemu beliau. Mengikuti kajian sastra tentang puisi plus mendapat hadiah buku tulisan Professor Haris  juga. Kebetulan, yang saya dapatkan saat itu bergenre puisi, pas sesuai minat saya. Disamping rektor  beliau juga dikenal sebagai sastrawan, buku puisi ini merupakan salah satu karyanya. Jadi saya pikir beliau ingin mengajak para dosen untuk ikut menerbitkan buku, diluar karya tulis berupa jurnal atau diktat yang biasa para dosen tulis.

Hadiah buku dari Prof. Haris -dokpri
Hadiah buku dari Prof. Haris -dokpri

Ternyata persangkaan saya salah, ini setelah pihak UIN Press. Pak Kholil  yang saya kenal saat acara kopi sastra  juga berkenan mengundang  saya untuk ikut diskusi perbukuan dengan pihak perpustakaan nasional 10 april lalu. Pak Kholil mengajak saya setelah membaca sebuah feature yang memuat aktivitas saya di bidang literasi bersama komunitas menulis buku. Komalku Raya, Komunitas Menulis Buku Malang Raya dan sekitarnya, yang sebagian dari anggotanya alumni UIN Maliki. Mengapresiasi undangan, saya hadir ke lokasi, di lantai 1 perpustakaan UIN Maliki yang luas, bagus dan nyaman.

Jawa Pos Radar Malang, 23 Maret 2019
Jawa Pos Radar Malang, 23 Maret 2019

 Komunikasi intens kami jalin sesudah itu,  bahkan UIN Press bersedia menjadi sponsor acara workshop Komalku Raya ke 2 pada 28  April 2019 di pesantren Al falah Kepanjen. Untuk acara itu UIN Press menyumbangkan banyak  buku baru produknya sebagai door prize. 

Mengakomodasi keinginan teman teman komunitas untuk menerbitkan buku, saya tergerak mendatangi Kantor UIN press untuk mengetahui lebih lanjut proses terbitnya sebuah buku di sana. Maka hari Selasa pagi 14 Mei 2019 saya datang ke Gedung B lantai dasar UIN Maliki, sebagai kantor  dan juga tempat menyimpan buku buku terbitan UIN Press. Penjelasan panjang lebar  tentangtujuan program seribu buku, yakni untuk ikut untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi dan misi universitas sebagai the Center of Exellence and the Center of Islamic Civilization saya terima. Adapun Peserta Program adalah seluruh Keluarga Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Baik Dosen PNS dan dosen tetap non PNS, Pegawai PNS dan pegawai tetap non PNS, Dosen dan pegawai Luar Biasa, Mahasiswa (segala jenjang) serta Alumni.

Dalam nuansa bulan suci, penulis diterima di gudang buku UIN Press oleh punggawa program seribu buku
Dalam nuansa bulan suci, penulis diterima di gudang buku UIN Press oleh punggawa program seribu buku

Saya alumni, anak saya mahasiswa, anggota komunitas saya, Komalku Raya  Komunitas Menulis Buku Malang Raya sebagian besar alumni dan dosen UIN, maka kesempatan ini tentu sangat berharga untuk dilewatkan begitu saja. Ingin saya, kami bisa ambil bagian. Maka saya tawarkan sebuah wacana yang menggelitik kepala saya.

Yakni hilirisasi karya. Yang  oleh bitread.id dalam kat/artikel on march 12/2019 didefinisikan sebagai sebuah naskah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian atau riset, yang disampaikan dengan gaya bahasa lebih ringan supaya mudah dipahami oleh masyarakat awam.

Alih-alih menggunakan bahasa yang kaku, penulisan naskah hilirisasi justru memakai gaya bahasa ilmiah-populer. Beragam rumus, grafik, diagram, dan penjelasan ilmiah dari suatu penelitian, akan sedikit diubah atau disunting supaya hasil penelitian lebih mudah dimengerti semua kalangan.  

Beberapa karya yang bisa dihilirisasi antara lain, buku ajar, Bookchapter -buku cerita dengan banyak ilustrasi untuk pembaca berusia 7-10 tahun-,  skripsi, tesis, disertasi, serta prosinding -kumpulan paper akademis yang dipublikasikan dalam suatu acara seminar akademis-.

Saya terbiasa menulis fiksi atau esai, agak kurang suka dengan gaya bertutur bahasa kaku. Maka ketika saya membaca karya-karya ilmiah tersebut timbul ide dalam benak saya, " Andai ditulis ringan, tentu pembaca akan lebih bisa menikmati isi buku, pesan buku akan mudah sampai ke pembacanya." 

Dengan ditulis ringan sasaran pembaca bisa lebih luas lagi. Bukan hanya akademisi tapi masyarakat umum juga bisa menikmati.

Disamping itu, sejak adanya berita tentang pemusnahan karya ilmiah  di LIPI beberapa waktu lalu karena beberapa alasan,  ada keinginan kuat untuk mengampanyekan gerakan hilirisasi karya ilmiah. Menulis karya ilmiah itu butuh perjuangan berat, sayang kalau kemudian harus dimusnahkan, atau bila cuma bisa menghuni perpustakaan, untuk kemudian akhirnya dipinggirkan juga ketika dianggap kadaluarsa.

Ingin saya, karya tersebut bisa dinikmati khalayak umum, sebagai salah satu kontribusi pada dunia literasi, referensi pengetahuan. Dengan hilirisasi, jarak antara akademisi dan masyarakat umum bisa diperpendek. Karya tulis kaum pintar tidak hanya berhenti pada kalangan tertentu saja, namun lebih membumi. Mampu menyentuh masyarakat luas. Yang selama ini menganggap perguruan tinggi sebagai menara gading. Untouchable.

Beberapa ide saya sampaikan kepada Pak.Kholil pagi itu, Selasa, 14 Mei di Gedung B. UIN Press Maliki, dalam suasana bulan suci. Berkah Ramadhan, ternyata mendapatkan apresiasi, untuk hal ini UIN Press siap menerbitkan buku-buku hasil hilirisasi tersebut. Gratis, bahkan ada fasilitas free buku untuk penulis. Tentu dengan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, utamanya yakni, pernyataan bebas plagiasi yang dibuktikan dengan digitel receipt dari turnit in (maksimal 30 %).

Bagi saya ini angin segar untuk tumbuhnya literasi di Indonesia. Dukungan penerbit seperti UIN Press dan program seribu buku telah saya sampaikan ke beberapa teman. Ternyata mendapat sambutan hangat, beberapa diantara mereka langsung menghubungi saya, menunjukkan karya-karya tulis mereka apakah bisa dihilirisasi. Saya katakan tentu bisa, hanya sedikit merubah gaya bertutur saja. 

Maka, ayolah kita sambut inspirasi ini, bagi civitas UIN Maliki, ini kesempatan emas untuk berkarya, bagi penulis umumnya, yang mempunyai karya tulis ilmiah. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi untuk melakukan hilirisasi karya. Agar kami , masyarakat awam, bisa menikmati karya monumental penghuni perguruan tinggi. Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun