Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Part 2] Tak Kurasakan Lagi Cintamu Untukku

6 Maret 2020   12:40 Diperbarui: 6 Maret 2020   13:35 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: keep.me

"Bawa Ibu pulang Mas" Dengan sangat serius, aku memintanya membawa Ibu pulang. 

"Apa? " Mas Rangga heran dengan sikap ku. 

"Kita bercerai saja. " Aku sudah tidak tahan. 

Dengan sangat yakin aku meminta bercerai dari Mas Rangga. 

"Ngomong apa sih kamu? " Mas Rangga mulai marah. 

Dan aku pun terpancing emosi dengan suara Mas Rangga. 

"Aku ingin bercerai dari kamu Mas" Semakin lantang suaraku hingga terdengar Ibu mertua. 

"Dari dulu, hingga saat ini, kalian semua hanya memandangku sebagai seseorang yang Hina. Jika aku ke tempatmu (menunjuk Ibu Mertuaku)  apakah pernah kau memandangku sebagai seorang anak perempuan?  Jangankan sebagai anak atau menantu. Sebagai manusia pun tidak. Apa yang aku lakukan selalu salah di matamu. Dan kamu (menunjuk suamiku)  apa yang kamu lakukan selama ini?  Apakah kamu tahu apa yang dia perbuat bersama keluargamu yang lain? Selama ini kamu hanya bisa memarahiku, kamu hanya bilang aku durhaka, sekarang sebut aku durhaka...!!!  Aku hanya seorang perempuan yang sederhana. Dari dulu kau menyusahkanku. Mulai dari hidup ngontrak hingga makan  seadanya aku tidak pernah mengeluh. Dari aku harus menemukan makanan hari ini dan esok aku tak tau, aku tidak pernah mengadukanmu pada keluargaku. Aku menerimamu sebagai suamiku dan aku berharap kamulah satu satunya laki laki yang pantas untukku. Sekarang tidak lagi. Aku adalah wanita yang juga berhak berbahagia. Ketidakmampuan ku untuk menemani ibumu di sana bukan tanpa alasan. Semua yang ku kerjakan disana (dirumah mertuaku)  tidak pernah diakui. Bangun dari jam 3 pagi, hingga menemukan sarapan jam 11 siang, itu pun nasi sisa yang sudah basi, kamu pun tidak tahu. Mencuci pakaian semua orang termasuk adikmu yang sudah dewasa kamu pun tidak tahu. Hendak duduk saja aku diawasi kakakmu seolah aku tidak melakukan apa-apa kamu pun tidak tahu. Itu semua yang menyebabkan aku tidak mau tinggal disana. Dan Ibu hanya berpura pura bilang tidak tahu, padahal Ibu tahu. Ibu melihatku memakan nasi yang sudah basi, tertawa geli. Aku ini seorang istri atau seorang pembantu pengganti? " Marahku meledak ledak membungkam Mas Rangga dan Ibu Mertuaku. 

Aku lelah saat itu, kemarahanmu membuat badanku lelah. Seketika aku masuk kedalam kamar. Aku peluk Ali dan menangis sejadi-jadinya. 

Suamiku ikut masuk dan dia menangis meminta maaf. 

"Maafkan aku sayang, tapi bagaimana aku harus bersikap?  Dia Ibuku dan kamu istriku. " Dia berkata sambil meneteskan air mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun