Mohon tunggu...
Politik

Semakin Kontroversi, Akhirnya KH Maruf Amin Digugat Penyandang Disabilitas

13 November 2018   05:32 Diperbarui: 13 November 2018   06:00 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dipilihnya Kyai Besar yang merupakan Ketua MUI dan juga Ketua Dewan Syuro PB NU KH Ma'ruf Amin  sebagai Cawapres Jokowi di Pilpres 2019 memang membuat kalangan Islam yang membenci Jokowi selama ini menjadi canggung untuk mengkritik Cawapres dari Jokowi ini. Rasa segan terlalu besar untuk menyerang Kyai Besar hingga akhirnya mereka hanya menggerutu antara mereka saja.

Sayangnya pak Kyai ini ternyata terlihat semakin lama semakin sering membuat kontroversi. Tentu saja ini dalam pandangan saya pribadi.

Saya yakin menjelang Pilpres 2019 semakin hari akan semakin berat bagi TKN Jokowi untuk bekerja sama dengan Maruf Amin. Bahkan mungkin saja  Cawapres ini akan menjadi beban/ dianggap beban berat  bagi beberapa  anggota TKN dimana mereka sedang bersusah payah untuk meningkatkan elektabilitas Jokowi yang kabarnya tengah merosot.

Dalam pengamatan saya, kontroversi sosok Kyai ini sudah dimulai pada saat dirinya baru saja diumumkan sebagai Cawapres Jokowi.  Sehari setelah pengumuman,  Maruf Amin sempat melontarkan pernyataan bahwa Prabowo  tidak menghargai kalangan ulama sehingga tidak menjalankan rekomendasi ataupun Itjimak Ulama mengambil Cawapres dari kalangan ulama. Sementara menurut Maruf Amin, sebaliknya Jokowi sangat menghargai ulama sehingga mengangkat dirinya sebagai Cawapres.

Statemen ini sebenarnya kurang elok diucapkan oleh seorang Kyai besar apalagi yang bersangkutan adalah seorang  Calon Wakil Presiden.  Tidak seharusnya seorang Cawapres mengomentari hal-hal yang sepele pada pesaingnya karena selain tidak etis, dapat memicu ketegangan antar konstestan Pilpres.

Memang pada  waktu itu  tidak ada seorangpun yang mempermasalahkan karena mungkin hampir semua orang sangat segan dengan pak Kyai.

Tapi berikutnya, kembali Maruf Amin membuat pernyataan yang menohok kubu Prabowo dengan statementnya yang meragukan kualitas ulama-ulama yang mengeluarkan Itjimak II bagi Jokowi. Hehehe. Ini benar-benar tidak etis dan tidak elok. Bahkan mungkin mulai  kalangan Islam di kubu Jokowi mulai berkurang rasa segannya pada Maruf Amin.

Disisi lain kalangan Islam yang sejak awal tidak menyukai Jokowi semakin kesal dengan ulah organisasi sayap PB NU yaitu GP Ansor dengan "Angkatan Bersenjatanya"  yaitu Banser.  Mereka mulai menunjukkan kejengkelan terhadap Banser NU setelah terjadi insiden Pembakaran Bendera Tauhid.  Kejengkelan itu mengemuka karena sebelumnya  Banser NU telah melarang Ustad Abdul Somad untuk bertausiah di beberapa kota Jawa Tengah.

Sebelumnya juga Banser NU yang di Jawa Timur juga terkesan begitu arogan ketika terjadi penolakan Deklarasi taggar #2019GantiPresiden yang akhirnya berbuntut jadi Tersangkanya  musisi Ahmad Dani.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah KH Maruf Amin menjadi Cawapres Jokowi, Banser NU mulai terlihat arogan dan menunjukkan kekuatan mereka.  Tentu saja ini membuat kalangan Islam yang lain menjadi tidak suka.

Kembali ke Maruf Amin, kemudia terjadi lagi kontroversi. Kali ini terkait statement  Maruf Amin yang begitu pedenya mengatakan Mobil Esemka akan segera diluncukran pada bulan Oktober 2018.  Entah dapat bisikan info ngawur darimana dengan pedenya Maruf Amin mengatakan hal tersebut dalam ceramahnya.

Akhirnya semua fakta berkata sebaliknya.  Pabrik mobil Esemka masih belum jelas ada dimana. Proses manufacturingnya pun belum jelas dilakukan oleh siapa.  Dan akibat info tidak akurat ini banyak yang mengatakan  KH Maruf Amin membuat hoax.

Di satu sisi berdasarkan pengamatan pribadi , saya mulai memperoleh kesan bahwa pak Kyai dalam beberapa bulan terakhir  sudah tidak bersikap lagi sebagai Cawapres tetapi lebih cenderung  bersikap layaknya seorang Wakil Presiden.  Terlalu yakin menang mungkin sehingga akhirnya menjadi terlalu pede dan sering mengeluarkan pernyataan tanpa fakta yang benar-benar kuat.

5-6 hari lalu Maruf Amin berkomentar tentang dilepasnya Habib Rizieq oleh pihak kepolisian Arab Saudi. Maruf Amin mengatakan Habib Rizieq dilepaskan Polisi setempat karena ada Jaminan yang diberikan Komnjen RI.  Padahal faktanya bukan demikian.  Yang menjamin Habib Rizieq adalah sahabat-sahabat Haib Rizieq yang merupakan warga negara Arab Saudi. 

Bekas Pengacara Habib Rizieq, Kapitra juga menjelaskan hal tersebut. Begitu juga dengan KJRI di Arab Saudi yang menjelaskan bahwa ada beberapa warga Arab Saudi yang memberikan jaminan untuk Habib Rizieq.

KUBU  PRABOWO MAU MERENDAH TAPI KUBU JOKOWI SELALU AROGAN

Bagaimanapun juga saya memang yakin perlahan demi perlahan dukungan kepada  Prabowo akan semakin kuat.  Apalagi yang Nampak belakangan ini adalah : Kubu Jokowi semakin terlihat kasar dan tidak mau mengalah sementara kubu  Prabowo hampir selalu bersedia meminta maaf.

Kita lihat sewaktu Ratna Sarumpaet membuat Hoax dimana akhirnya ketahuan dan  Prabowo pun dengan kerendahan hatinya meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena anggota team kampanyenya melakukan pembohongan.

Prabowo kembali meminta maaf ketika candaannya tentang Tampang Boyolali dianggap serius oleh beberapa kalangan  dan dianggap memainkan SARA.  Logika siapapun yang melihat rekaman video Prabowo yang begitu akrab bercanda dengan warga Boyolali pasti yakin Prabowo tidak ada maksud menghina. Meskipun demikian Prabowo bersedia meminta maaf pada public.

Sandiaga Uno pun demikian. Ketika salah paham dengan Ridwan Kamil dan Susi  Pudjiastuti, dengan rendah hati  Sandiaga meminta maaf. Begitu juga kemarin dimana Sandiaga diributkan karena melangkahi sebuah makam.  Karena dianggap salah oleh beberapa kalangan, Sandiaga Uno pun meminta maaf.

Kondisi sebaliknya terlihat nyata di kubu Jokowi.  Jokowi sendiri yang terlihat sangat menyerang pesaingnya belakangan ini mulai menggunakan kata-kata yang tidak pantas.  Ada Sontoloyo dan Genderuwo dibawa-bawa ke kontestasi Pilpres 2019.  Dan Jokowi sama sekali tidak merasa bersalah menggunakan kata-kata tidak etis tersebut, apalagi meminta maaf pada public.

Presidennya kasar akhirnya Bupatinya juga ada yang kasar. Bupati Boyolali malah menyamakan Prabowo dengan binatang. Dan tidak mau minta maaf. Begitu juga Gubernur Bali kalau tidak salah.

Dan akhirnya Cawapares Jokowi yang ikut-ikutan mengeluarkan pernyataan yang tidak etis.  Maruf Amin mengatakan mereka yang tidak mengakui prestasi Jokowi  adalah orang yang Budeg dan Buta. Waduh ini pernyataan yang sangat tidak etis sama sekali.

Sekali lagi semakin hari yang terlihat seperti itu.  Kubu Jokowi  semakin terlihat kasar dan menyerang. Sementara kubu Prabowo  hanya sesekali mengkritik kubu Jokowi.

AKHIRNYA  CAWAPRES MARUF AMIN PUN DIGUGAT PARA TUNANETRA 

Bagaimanapun juga ucapan Maruf Amin yang membawa-bawa kaum disabilitas  ke dalam kontestasi Pilpres  2019 sungguh tidak tepat dan tidak etis.  Tidak seharusnya  Maruf Amin mengatakan siapapun yang tidak bisa melihat Prestasi Jokowi sebagai orang buta dan orang tuli.

Pada prinsipnya, orang buta manapun saat ini tahu dengan apa-apa yang terjadi di Indonesia.  Mereka tidak mampu melihat tapi mampu mendengar  dari Radio dan Televisi.  Mereka juga  bisa membaca berita dengan huruf Braille. Jadi adalah hal yang sangat  merendahkan mereka bila ada orang yang mengatakn orang Buta tidak tahu apa-apa dengan yang terjadi didunia saat ini,

Kaum Tuna Rungu juga akan tersinggung.  Biarkan mereka tidak bisa mendengar tapi mereka bisa melihat apa-apa yang terjadi belakangan ini.  Bahkan kalau ada orang yang Buta dan Tuli sekaligus tetap saja dia bisa mengetahui apa-apa yang terjadi di Indonesia dengan berbekal huruf Braille dan berkomunikasi dengan lingkungannya.

Sekali lagi membawa-bawa kaum Disabilitas ke dalam kontestasi Pilpres 2019 itu sungguh tidak pantas. Mungkin Bawaslu harus menegurnya.  Mudah-mudahan Bawaslu berani menegurnya.

Akhirnya pun terjadi.  Komunitas Tuna Netra di Bandung yaitu Forum Tunanetra Menggugat  meminta Maruf Amin untuk meminta maaf atas pernyataannya tersebut.


"Kami menyesalkan dan prihatin atas pernyataan KH Ma'ruf Amin. Ketika kita berjuang melawan stigma di tengah-tengah masyarakat, pernyataan ini mencederai dan menenggelamkan perjuangan kami," terang penggerak Forum Tunanetra Menggugat, Suhendar, di Wytaguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (12/11). Detiknews.

Suhendar menegaskan sikap pihaknya terhadap pernyataan Ma'ruf tidak ada kaitannya dengan politik. Pihaknya hanya ingin menyuarakan aspirasi para penyandang disabilitas.

"Sikap kita bukan karena berafiliasi dengan salah seorang capres. Perjuangan kita melawan stigma, tapi malah didiskreditkan salah satu cawapres," tegas Suhendar.

Dan akhirnya saya harus menutup artikel ini dengan berharap agar TKN Jokowi atau akan lebih baik lagi KH Maruf Amin menyampaikan pernyataan maafnya kepada kaum disabilitas atas keseleo lidahnya tersebut.   Maruf Amin harus ingat Ahok saja keseleo lidah bisa dipenjara kok.

Satu lagi jangan sampai pendukung Jokowi malah menyalahkan kaum tuna netra dan menuduh mereka ditunggangi HTI atau apalah. Kalau sampai seperti itu mah sungguh terlaluh. 

Kalau Tampang Boyolali akhirnya ditengarai dipolitisir oleh  Bupati Boyolali barulah itu termasuk tunggang menunggangi.  Udah gitu aja. 

Done.

Sumber :

https://news.detik.com/berita/d-4298916/maruf-amin-bicara-orang-buta-digugat-tunanetra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun