Pernahkah kamu merasa lelah secara mental karena terlalu banyak hal yang harus diurus, dimiliki dan dipikirkan?
Pasti pernah ya, sobat kompasiana! Karena di dunia yang serba cepat dan penuh dengan distraksi ini, kebanyakan orang akan tenggelam dalam rutinitas tanpa pernah menyadari bahwa : "Semakin banyak yang kita miliki, maka semakin banyak juga yang membebani pikiran".
Nah, jika terjadi bagaimana mengatasinya?
Sebenarnya, cara mengatasi hal ini dapat di bilang mudah, tapi juga tidak. Ini semua tergantung dari tekad sobat kompasiana sendiri. Tapi, satu kuncinya, yaitu dengan hidup minimalis dan pikiran maksimalis untuk melepaskan beban hidup.
Apa sih hidup minimalis itu? Pasti ada beberapa sobat Kompasiana yang udah paham mengenai konsep hidup minimalis, tapi ada juga nih yang masih belum paham!
Oke, untuk yang masih belum paham, supaya paham dan kenal lebih dekat, kita perlu bahas dulu dong apa itu hidup minimalis.
Hidup minimalis sebenarnya merupakan gaya hidup yang fokus pada penyederhanaan hal-hal dalam hidup - baik itu secara fisik, emosional, maupun mental dengan tujuan agar kita bisa lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dan bermakna.
Inti dari hidup minimalis ialah "Less is more" -Â artinya, semakin sedikit yang kita miliki, semakin besar ruang untuk ketenangan, kejelasan dan kebahagiaan.
Hidup minimalis itu ciri-cirinya apa aja sih? Hidup minimalis mempunyai 4 (empat) ciri yang terdiri dari :
1. Mengurangi kepemilikan barang - artinya, dalam konsep hidup minimalis, kita bukan menjadi orang yang anti-belanja ya, sobat kompasiana! Tapi, lebih ke arah menyimpan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan atau bisa memberikan nilai.
2. Mengelola waktu & perhatian secara sadar - artinya, kita tidak harus selalu bilang "iya" untuk setiap undangan atau ajakan yang datang dan tidak semua notifikasi harus dijawab. Kita hanya perlu fokus pada hal yang penting bagi hidup kita.