Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh Sosial Media Terhadap Kesehatan Mental

1 Februari 2024   21:31 Diperbarui: 1 Februari 2024   21:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semisal, ketika kita membuka sosial media seperti Whatsapp, Tik Tok, Instagram, Twitter dan aplikasi lainnya, tentu setiap kita menscroll video-video berdurasi pendek atau foto-foto orang lain yang bagus di tempat-tempat yang mewah, jadi membuat kita yang menonton benar-benar tertampar dengan keadaan dan kondisi hingga berpikir kenapa nasib kita tidak sebaik orang-orang yang ada di sosial media.

Tak jarang apa yang kita lihat di sosial media membuat ekspektasi kita menjadi cukup berlebihan mengenai apakah kehidupan orang lain yang diri sendiri lihat di sosial media adalah kehidupan yang benar-benar sesempurna itu. Akhirnya, pikiran kita sendiri terdistraksi dengan adanya kehidupan orang-orang yang ada di sosial media, tampak baik-baik saja dan memiliki pencapaian-pencapaian yang hebat, baik di segala halnya terasa seperti tidak ada rintangan ataupun hambatan. 

Tapi, yang mau saya sampaikan kepada teman-teman bahwasannya yang teman-teman lihat di sosial media itu tidaklah seratus persen sesempurna itu. Tidak seperti yang teman-teman ekspektasikan bahwasannya mereka-mereka yang terlihat hidupnya bahagia, senang dan berkecukupan, bisa dengan mudah pergi liburan, pergi ke tempat-tempat makan yang mewah dan hal lainnya, sebenarnya mereka juga menjalani kehidupan yang mungkin sama seperti kita, memiliki struggle-nya sendiri, akan tetapi ya memang sosial media sepertinya diatur dengan sangat baik, setiap orang tidak seberani itu untuk benar-benar memperlihatkan cacatnya. 

Sosial media menjadi tempat dimana setiap orang hanya menunjukkan hasil dari proses mereka untuk naik ke pencapaian-pencapaian yang mereka impikan. Bukan tempat atau wadah dimana ketika mereka memperlihatkan betapa berdarah-darahnya, dihajar habis-habisannya mereka dengan proses yang sedang dijalani. Oleh karena itu, yang perlu teman-teman garisbawahi bahwasannya sosial media itu sangat berpengaruh besar terhadap kondisi mental kita. 

Jadi, apabila teman-teman tidak bisa memfilter apa-apa yang seharusnya tidak menambah beban pikiran ketika menscroll-scroll video atau foto-foto orang lain, entah itu di Instagram atau Tik Tok yang beredar di sosial media justru malahan menambah beban pikiran, maka sangat disayangkan sekali, apabila teman-teman tidak bisa membatasi hal tersebut. Nah, pengaruh yang kita dapatkan dengan adanya sosial media ini sangat punya risiko dan dampak terhadap kesehatan mental kita.

Tak jarang kita merasa bahwa dunia ini terlalu berputar dengan cepat dan kita merasa jadi orang yang paling tertinggal dan keterbelakang. Padahal, sebenarnya memang tidak seharusnya kita jadi membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang tentu pasti itu akan mengganggu mental kita terhadap apa yang orang lain lakukan dan apa yang orang lain capai. 

Tentunya ketika kita menggunakan sosial media itulah konsekuensi yang akan kita dapatkan dari melihat bahwa bila kita merasa hari ini lebih baik dari orang lain, ketika kita melihat sosial media, tentu akan ada yang jauh berlipat-lipat kali lebih baik dari kita, baik itu kepintararan ataupun kebisaan yang tentunya itu akan mengganggu mental kita sekali apabila kita tidak bisa mengontrol dan mengendalikan pikiran dan hati kita.

Jadi, menurut saya, untuk teman-teman yang sedang merasa berada di fase seperti ini atau fase quarter life crisis, yang mana tentu setiap orang akan mengalami hal ini tapi tidak setiap orang juga punya kendali dan kontrol atas hal ini, maka sangat perlu untuk teman-teman selalu belajar bagaimana mengendalikan dan memfilter apa-apa yang seharusnya teman-teman serap dan apa-apa yang seharusnya temen-temen tidak serap.

Tentunya, pasti teman-teman memiliki target yang sebisa mungkin teman-teman capai dalam waktu dekat akan tetapi memang harapan yang besar dengan apa yang kita usahakan dengan semaksimal mungkin juga kadang-kadang memang hasilnya tidak sesuai pada kenyataannya. 

Jadi, buat teman-teman, saran saya untuk tentunya bisa dengan baik menjalani dan menikmati kehidupan tanpa membandingkan. Tentu, disini teman-teman sangat boleh untuk tetap menargetkan harapan-harapan besar ataupun harapan-harapan kecil itu sedekat mungkin untuk bisa tercapai di kemudian hari dengan secepat mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin tapi tentunya tidak semudah yang kita bayangkan artinya kita harus pandai-pandai dalam mengelola dan mengendalikan apa yang perlu kita serap dan apa yang tidak perlu. 

Kadang, entah kapan waktunya, tentu untuk jadi manusia yang mengerti dan paham juga butuh namanya proses, bagaimana akhinya kehidupan ini akan membawa kita kepada tempat-tempat yang kadang tidak kita sangka-sangka artinya bahwasannya teman-teman harus terus belajar, bagaimana untuk punya rasa cukup untuk saat ini terhadap apa yang teman-teman capai walaupun tidak terlalu besar maka teruslah berlatih sesuai dengan impian yang teman-teman ekspektasikan, it's okay untuk saat ini merasa cukup dengan ada yang sekarang dan tetap percayalah bahwa suatu hari bisa mencapai apa yang temen-temen harapkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun