Mohon tunggu...
Anggita Maharani
Anggita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Jember melalui Event JFC

20 September 2022   22:14 Diperbarui: 20 September 2022   22:31 2271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, beberapa bulan sebelum penyelenggaraan JFC, publikasi dan promosi sudah dilakukan secara gencar oleh pihak JFCC selaku penyelenggara. Ratusan poster, banner, dan spanduk selalu menghiasi jalanan kota Jember. Dari sini, pihak JFC sudah menyetor pajak reklame yang cukup besar, walaupun memang mendapat potongan dari Pemerintah Jember.

Dampak ekonomi lainnya juga dirasakan langsung oleh sektor non-formal yakni pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, misalnya pedagang asongan, pedagang souvenir, pedagang kaki lima, pengusaha radio, pengusaha angkutan, tukang becak hingga tukang parkir di area alun-alun Kabupaten Jember.

Untuk mengukur secara persis peningkatan omzet atau pendapatan yang didapat oleh sektor non-formal tidaklah mudah. Sebab tidak ada mekanisme pengukuran dan pelaporan untuk mereka.

Kegiatan JFC memang membawa dampak yang positif, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jember. Salah satu yang bisa kita rasakan saat ini adalah semakin terkenalnya nama Kota Jember diluar kota bahkan di dunia Internasional. Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember menyebutkan pada tahun 2015 JFC ke 14 dihadiri dan diliput oleh lebih dari 2500 media dan photographer, dimana hampir separuh diantaranya berasal dari luar negeri.

Secara umum ada beberapa sektor usaha baik formal maupun non-formal yang merasakan pengaruh langsung diadakannya JFC yaitu, Sektor Usaha Boga dan Kuliner, Sektor Percetakan dan Sablon, Sektor Usaha Konveksi, Sektor Aksesoris, Pedagang Keliling dan Asongan, Sektor Usaha Parkir, Sektor Usaha Toko Oleh-oleh dan Souvenir, dan Sektor Obyek Wisata.

Pada sektor usaha boga dan kuliner, banyak restoran, rumah makan, cafe, serta usaha catering juga mengalami peningkatan omzet yang cukup besar. Pesanan untuk usaha catering meningkat selain untuk melayani kebutuhan pada saat pelaksanaan maupun pada saat latihan rutin mingguan.

Sektor usaha konveksi atau yang lebih umum dikenal dengan sebutan nama pembuatan baju (T-shirt), sama-sama dibutuhkan oleh pihak penyelenggara. Pihak JFCC sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk memesan kaos.

Usaha percetakan dan sablon juga mendapat pesanan dari JFC dua bulan bahkan lebih dari hari penyelenggaraan. Pihak JFCC mencetak ribuan poster dan ratusan banner untuk publikasi serta promosi.

Dalam pagelaran Jember Fashion Carnaval, setiap kostum yang dibuat haruslah glamour, grande, detail, dan mewah. Kostum yang dipakai juga harus unik dengan peletakan aksesoris yang sesuai agar keindahan estetikanya terlihat.

Saat ini, Jember Fashion Carnaval mampu meyakinkan Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan tidak hanya mengandalkan daya tarik wisata alam saja, tetapi juga menciptakan daya tarik pariwisata dengan berbasis ekonomi kreatif yang menjelma menjadi event tahunan dengan skala internasional dengan kemasan yang unik dan spektakuler sebagai pembeda dari daerah lain sekaligus menjadi branding pariwisata daerah.

Diharapkan, pada masa yang akan mendatang JFC tidak hanya dikenal sebagai trade mark Kabupaten Jember, tetapi juga sebagai Identitas Indonesia untuk dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun