Mohon tunggu...
Anggita Maharani
Anggita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Jember melalui Event JFC

20 September 2022   22:14 Diperbarui: 20 September 2022   22:31 2271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep pada era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi perwujudannya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi. Tercatat beberapa hal yang menjadi karakteristik dari ekonomi kreatif yaitu diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam indusri kreatif, yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar, berbasis pada ide atau gagasan, pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha, serta konsep yang dibangun bersifat relatif.

Di Indonesia sendiri, perkembangan ekonomi kreatif dimulai pada tahun 2006 dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Proses pengembangan ini diwujudkan pertama kali dengan pembentukan Indonesian Design Power oleh Departemen Perdagangan untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Tujuan dari pengembangan ekonomi kreatif sendiri yakni guna mengurangi angka pengangguran. Sebab konsep ini ramah lingkungan dan sangat menjanjikan untuk jangka panjang. Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik walaupun potensi ini masih terbuka luas untuk lebih dikembangkan lagi, mengingat Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup teruji di dunia Internasional. Untuk itu, pemetaan potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang ekonomi kreatif di Kabupaten Jember harus segera dilaksanakan, karena Kabupaten Jember memiliki keunggulan di bidang ekonomi dan budaya yang beraneka ragam.

Kabupaten Jember memiliki 15 sektor ekonomi kreatif yaitu Periklanan, Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kuliner, Kerajinan, Desain, Fashion, Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan Piranti Lunak, Televisi dan Radio, serta Riset dan Pengembangan.

Berdasarkan data dan roadmap Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jember memiliki 3 sektor unggulan UKM bidang ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu UKM Fashion, Kerajinan dan Kuliner. Salah satu event fashion yang terkenal di jember adalah Jember Fashion Carnaval (JFC).

JFC (Jember Fashion Carnaval) adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri JFC Center. Sebanyak 2.000 peserta berkarnaval dalam 4 hari penyelenggaraan event meliputi Kids Carnival, Artwear Carnival, Waci, dan Grand Carnival. Di jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam 10 defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.

Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatera, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema fashion yang sedang trend, apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan utnuk meraih penghargaan-penghargaan. Arena yang digunakan untuk menggelar JFC adalah jalan utama Kota jember sepanjang 3,6 kilometer.

Pada tahun 2002 di gelaran Dynand Fariz Fashion Week hadir gagasan untuk berparade di area sekitar Dynand Fariz Fashion House diikuti oleh seluruh karyawan. Dari kegiatan parade di atas, akhirnya terlahir gagasan besar untuk mengadakan sebuah event yang dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menggali potensi mereka melalui satu kegiatan sosial sarat edukasi yakni Jember Fashion Carnaval.

Setelah melalui perjuangan yang berat Jember Fashion Carnaval (JFC) yang pertama diselenggarakan pada tanggal 1 Januari 2003.

Jember Fashion Carnaval (JFC) sejauh ini telah memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Jember. Beberapa tahun terakhir Pemkab Jember memang memberikan bantuan dalam jumlah tertentu untuk penyelenggaraan event ini. Pada awal pelaksanaannya, Pemkab Jember memang sempat kurang memberikan dukungannnya, tetapi seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun dukungan Pemkab Jember semakin positif terhadap JFC.

Pengaruh pelaksanaan event Jember Fashion carnaval (JFC) terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jember dapat dilihat dari sektor pajak hotel dan restoran. Banyaknya wisatawan yang datang ke Jember setiap tahunnya hanya untuk menyaksikan JFC, mereka berbondong-bondong menginap di hotel-hotel yang tersedia di Jember.

Selain itu, beberapa bulan sebelum penyelenggaraan JFC, publikasi dan promosi sudah dilakukan secara gencar oleh pihak JFCC selaku penyelenggara. Ratusan poster, banner, dan spanduk selalu menghiasi jalanan kota Jember. Dari sini, pihak JFC sudah menyetor pajak reklame yang cukup besar, walaupun memang mendapat potongan dari Pemerintah Jember.

Dampak ekonomi lainnya juga dirasakan langsung oleh sektor non-formal yakni pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, misalnya pedagang asongan, pedagang souvenir, pedagang kaki lima, pengusaha radio, pengusaha angkutan, tukang becak hingga tukang parkir di area alun-alun Kabupaten Jember.

Untuk mengukur secara persis peningkatan omzet atau pendapatan yang didapat oleh sektor non-formal tidaklah mudah. Sebab tidak ada mekanisme pengukuran dan pelaporan untuk mereka.

Kegiatan JFC memang membawa dampak yang positif, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jember. Salah satu yang bisa kita rasakan saat ini adalah semakin terkenalnya nama Kota Jember diluar kota bahkan di dunia Internasional. Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember menyebutkan pada tahun 2015 JFC ke 14 dihadiri dan diliput oleh lebih dari 2500 media dan photographer, dimana hampir separuh diantaranya berasal dari luar negeri.

Secara umum ada beberapa sektor usaha baik formal maupun non-formal yang merasakan pengaruh langsung diadakannya JFC yaitu, Sektor Usaha Boga dan Kuliner, Sektor Percetakan dan Sablon, Sektor Usaha Konveksi, Sektor Aksesoris, Pedagang Keliling dan Asongan, Sektor Usaha Parkir, Sektor Usaha Toko Oleh-oleh dan Souvenir, dan Sektor Obyek Wisata.

Pada sektor usaha boga dan kuliner, banyak restoran, rumah makan, cafe, serta usaha catering juga mengalami peningkatan omzet yang cukup besar. Pesanan untuk usaha catering meningkat selain untuk melayani kebutuhan pada saat pelaksanaan maupun pada saat latihan rutin mingguan.

Sektor usaha konveksi atau yang lebih umum dikenal dengan sebutan nama pembuatan baju (T-shirt), sama-sama dibutuhkan oleh pihak penyelenggara. Pihak JFCC sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk memesan kaos.

Usaha percetakan dan sablon juga mendapat pesanan dari JFC dua bulan bahkan lebih dari hari penyelenggaraan. Pihak JFCC mencetak ribuan poster dan ratusan banner untuk publikasi serta promosi.

Dalam pagelaran Jember Fashion Carnaval, setiap kostum yang dibuat haruslah glamour, grande, detail, dan mewah. Kostum yang dipakai juga harus unik dengan peletakan aksesoris yang sesuai agar keindahan estetikanya terlihat.

Saat ini, Jember Fashion Carnaval mampu meyakinkan Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan tidak hanya mengandalkan daya tarik wisata alam saja, tetapi juga menciptakan daya tarik pariwisata dengan berbasis ekonomi kreatif yang menjelma menjadi event tahunan dengan skala internasional dengan kemasan yang unik dan spektakuler sebagai pembeda dari daerah lain sekaligus menjadi branding pariwisata daerah.

Diharapkan, pada masa yang akan mendatang JFC tidak hanya dikenal sebagai trade mark Kabupaten Jember, tetapi juga sebagai Identitas Indonesia untuk dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun