Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehampaan Linda

14 Januari 2018   06:03 Diperbarui: 14 Januari 2018   08:32 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saat kehamilan Dewi, bagiku Jo ibaratkan sebentuk monster yang setiap saat bisa menerkamku. Setiap hari marah-marah, ngomong seenaknya, menuduhku hamil dengan laki-laki lain, mengata-ngataiku pelacur dan lain-lain."

Aku melihat lagi air mata.

"Mungkin karena faktor usia yang yang sudah hampir tiga puluh lima tahun aku sakit-sakitan. Kalau orang hamil, harusnya bebas meminta apa saja kepada suami, ngidam dan sebagainya. Tetapi sebaliknya, aku sengsara mengurus kehamilanku sendiri, karena Jo tak mengkui janinku. Anak yang ada dalam kandunganku itu dibilang bukan anak dari benihnya."

Perempuan itu terisak lagi. Aku memberinya tisu lagi dan membiarkannya menangis.

"Tuduhan itu terlalu menyakitkan, dan membuat aku merasakan hampa. Luka yang dibuatnya sendiri membuatku merasa seperti melayang sendiri, kosong dan tidak berarti, luka di hatiku, kepedihan itu, saat-saat menanggung kehamilan yang tak diakui itu, adalah saat terberat dalam hidupku."

"Terus?"


"Setelah usia kandunganku lima bulan, baru Jo mengakui janin itu adalah anaknya, tetapi aku telah terlanjur terluka," tangisnya.

"Linda, kamu baik-baik saja?"

Di usapnya air mata itu.

"Sekarang hatiku sudah seperti mati rasa, hatiku pedih tiada terkira, karena itulah kemudian aku dekat dengan seseorang dan aku tunjukkan bahwa kalau aku mau, segala sesuatunya bisa terjadi, dan aku bersumpah, aku dekat pada seseorang itu semata hanya ingin memanasinya, bukan karena aku jatuh cinta lagi."

"Pernahkah kau ungkapkan apa yang ada dalam hatimu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun