Mohon tunggu...
Angga Munandar
Angga Munandar Mohon Tunggu... Advokat

Profession as an Advocate, has a passion for political developments, Education, health and most importantly cryptocurrencies which are currently and continue to develop

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syair Bambu untuk Negeri: Jalan Hijau Menyelamatkan Alam dan Menghidupkan Rakyat

30 September 2025   17:59 Diperbarui: 30 September 2025   17:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain & edit dokumen pribadi penulis yang dipoles dengan bantuan AI

Namun semua hikmah akan sia-sia bila bangsa ini menutup mata. Sudahkah bambu diberi tempat dalam kebijakan nasional?

Beberapa langkah nyata patut digagas:

  • Program penghijauan berbasis bambu di lahan kritis dan bantaran sungai.
  • Pusat riset bambu nasional untuk produk modern.
  • Kemitraan petani dan industri agar petani bambu tidak dimiskinkan.
  • Kampanye publik agar generasi muda melihat bambu sebagai jalan masa depan.

Bila langkah ini diambil, bambu tidak hanya menyelamatkan ekosistem, tetapi juga membangun ekonomi rakyat dan menyatukan kembali masyarakat.

Menanam Aur, Menanam Harapan

Bambu adalah cermin kehidupan. Ia berumpun, mengajarkan persatuan. Ia berongga, mengajarkan kerendahan hati. Ia lentur, mengajarkan kesabaran. Ia cepat tumbuh, mengajarkan kedermawanan.

Forum Bumi 2025 membuka mata kita: bambu bukan sekadar tanaman, ia adalah jalan keluar. Namun forum semata tak akan cukup; tindakan nyata harus segera menyusul.

Mari kita tanam aur di tepi sungai, di halaman rumah, di nurani kita. Kelak bila anak cucu bertanya: "Apa warisanmu bagi bumi?" kita menjawab: "Kami menanam bambu, kami menanam kehidupan."

"Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi.

Kalau ada aur berkembang, boleh kita menumpang hidup kembali."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun