Apabila negara sungguh menaruh perhatian dengan riset, insentif, dan pasar bambu akan menjadi tulang punggung ekonomi hijau Nusantara.
Bambu sebagai Anyaman Sosial dan Budaya
Lebih dari ekosistem dan ekonomi, bambu adalah penyatupadu sosial.
Di tanah Sunda, angklung dari bambu bergema hingga mancanegara. Di tanah Melayu, seruling bambu mengalunkan kerinduan. Di Jawa, gamelan bambu jadi suara rakyat. Di Minangkabau, bambu menopang rumah gadang.
Dalam kehidupan sehari-hari, bambu menjadi pagar rumah, jembatan desa, tiang lumbung, bahkan obor pada malam pesta rakyat. Semua ini lahir dalam gotong royong.
Bambu mengajarkan persatuan. Ia tumbuh berumpun, tidak sendiri. Ia mengajarkan manusia untuk hidup berjamaah, saling menopang.
Syair Melayu mengingatkan:
"Aur berumpun di tepi rimba, saling bertaut akar dan batang.
Kalau manusia hidup bersama, hidup sejahtera, jauh dari malang."
Bambu adalah kearifan sosial yang menyatukan masyarakat dengan sederhana sekaligus kokoh.
Saatnya Negara Menoleh pada Aur