Ancaman Tersembunyi di Balik Limbah Rumah Tangga
Sudah beberapa hari berlalu sejak dentuman keras mengguncang Pamulang, Tangerang Selatan, pada 12 September 2025. Namun gaung peristiwa itu masih terasa, bukan hanya karena merobohkan dinding rumah dan melukai penghuni, melainkan karena sumber ledakan yang diduga berasal dari septic tank. Peristiwa ini menjadi peringatan bahwa bahaya besar kadang bersembunyi di tempat yang dianggap sepele.
Dentuman dari Perut Bumi
Dentuman itu menyerupai gelegar guruh di musim hujan. Orang-orang berhamburan keluar rumah, menatap atap yang beterbangan dan dinding yang retak. Namun bukan langit yang murka, melainkan bumi di halaman rumah yang berteriak. Dari lubuk yang kita sangka hanya tempat menampung najis, meletuslah bahaya yang selama ini tidur diam-diam: septic tank.
Beginilah bila sesuatu yang hina dianggap sepele, padahal ia menyimpan api di dalam dirinya. Gas metana, lahir dari sisa manusia, bersekutu dengan udara dan percikan kecil, lalu menjelma ledakan. Rumah pun porak poranda, manusia terluka, dan kita semua tersadar: musibah tidak selalu datang dari gunung atau lautan, ia bisa muncul dari balik dapur rumah sendiri.
Bahaya yang Diam-diam Mengendap
Septic tank sering kita anggap sepele: sekadar lubang untuk menampung kotoran. Namun di balik diamnya, ia menyimpan rahasia. Dari kotoran yang membusuk, lahirlah gas metana dan hidrogen sulfida. Gas itu tidak berwarna, tidak berbau menyengat, tetapi mampu bersekutu dengan api untuk melahirkan ledakan.
Pepatah Melayu mengingatkan: "Api kecil jangan dibiarkan, kelak membakar rumah sendiri." Begitu pula septic tank. Selama bertahun-tahun ia kita lupakan, padahal di dalamnya mungkin saja sedang berkumpul bahaya.
Musibah sebagai Peringatan
Buya Hamka pernah menulis: "Kebodohan manusia ialah merasa aman pada sesuatu yang bisa membahayakan dirinya."