Kita tidak dilahirkan untuk mengejar jejak orang lain.
Kita dilahirkan untuk menyusuri jalan kita sendiri.
Dengan langkah yang mungkin lebih lambat, tapi lebih jujur.
Dengan bekal yang tak sama, tapi cukup.
Dengan tujuan yang tak selalu dipahami orang lain, tapi bermakna buat diri sendiri.
Mengenali Arti Sukses Versi Diri Sendiri
Dulu, aku pikir sukses adalah meniru pencapaian orang lain. Punya pekerjaan yang prestisius, penghasilan stabil, diakui banyak orang, tampil meyakinkan di mata keluarga, teman, dan media sosial. Seolah-olah ukuran keberhasilan harus sama untuk semua orang padahal hidup kita tidak pernah dimulai dari titik yang sama.
Sekarang, aku mulai melihatnya dengan cara yang berbeda. Kesuksesan yang sejati bukan tentang menyalip siapa pun. Bukan tentang membuktikan apa pun. Tapi tentang menemukan sesuatu yang jauh lebih dalam. Tujuan hidup yang selaras dengan siapa diri kita sebenarnya.
Tujuan hidup ini sangat personal. Kadang ia muncul sejak muda. Tapi kadang juga datang belakangan, saat kita sudah lelah mencoba berbagai hal.
Ia bisa tersembunyi di balik kegagalan berulang, kehilangan yang menyakitkan, atau rasa bingung saat semua jalan terasa buntu. Namun saat kita berhasil menemukannya, apa pun bentuknya, hidup mulai terasa lebih jujur, lebih tenang, lebih punya arah, meskipun jalannya mungkin pelan.
Dari situ, aku belajar bahwa bekal kita, apa pun itu bukan untuk dibandingkan, tapi untuk dipakai. Bisa jadi hanya sedikit yang kita punya. Keterampilan sederhana, waktu yang terbatas, atau semangat yang naik turun. Tapi ketika semua itu diarahkan ke tujuan yang kita yakini benar, itu sudah cukup.
Karena sukses yang sejati adalah ketika kita berani menjalani hidup dengan cara kita sendiri. Tanpa topeng, tanpa tekanan untuk menjadi orang lain, dan tanpa merasa tertinggal hanya karena jalan kita terlihat berbeda.