Kebijakan pangan nasional selama ini lebih banyak menekankan pada swasembada beras, tetapi melupakan swasembada air. Seharusnya, kedua hal ini berjalan beriringan. Swasembada pangan tidak akan pernah tercapai tanpa swasembada air.
Krisis Air dalam Pengalaman Sehari-hari
Pernahkah Anda merasakan sumur rumah mengering atau air keruh saat musim kemarau?
Perubahan iklim memang sering terdengar sebagai isu besar, tetapi dampaknya sudah kita rasakan langsung di sekitar rumah. Saya teringat pada musim kemarau, ketika sumur di rumah mulai mengering. Airnya pun berubah warna, agak keruh dan kekuningan, sehingga terasa kurang layak dipakai. Bahkan, ada tetangga saya yang sampai harus membawa wadah untuk mencari air ke tempat lain, atau numpang mandi di rumah orang lain yang masih memiliki cadangan air lebih baik.
Pengalaman ini membuat saya berpikir, jika di tingkat rumah tangga saja sudah terasa sulit, bagaimana dengan daerah lain yang kondisi cadangan air tanahnya lebih parah? Krisis air bukan hanya tentang kekeringan di berita, tetapi tentang keseharian masyarakat yang harus berjuang demi setetes air.
Menurut saya, inilah wajah nyata perubahan iklim yang sering tidak kita sadari. Ketika musim kemarau semakin panjang, air tanah tidak sempat terisi ulang. Ditambah lagi, kualitas air ikut menurun karena kandungan mineralnya lebih pekat, atau sumur tercampur sedimen. Maka, perubahan iklim tidak hanya mengancam ketersediaan air dari segi jumlah, tetapi juga dari segi kualitas.
Air, Petani, dan Ketahanan Pangan
Bagaimana jika petani kehilangan akses air?
Sebagai anak petani, saya melihat langsung dampaknya. Setiap musim kemarau, sawah yang biasanya ditanami padi sering kali kekurangan air. Untuk mengairi sawah, para petani harus menunggu giliran air dari irigasi, bahkan kadang harus membayar untuk bisa mendapatkan jatah. Kondisi ini jelas berat, karena hasil panen sangat bergantung pada cukup tidaknya pasokan air.
Jika pasokan air seret, panen bisa gagal, dan kerugian ditanggung oleh petani kecil yang sebenarnya sudah hidup pas-pasan. Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa perubahan iklim bukan hanya soal suhu global naik atau es di kutub mencair, tetapi soal bagaimana petani di desa bingung mencari air untuk menghidupi sawahnya. Air adalah penopang pangan, dan tanpa air, kita semua akan terdampak.
Contoh Sederhana Menggunakan Air dengan Bijak