Mohon tunggu...
Angela Celine
Angela Celine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulik Perubahan Sosial Tentang Kesetaraan Gender

24 Maret 2021   20:11 Diperbarui: 24 Maret 2021   20:29 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kontroversi mengenai kesetaraan gender tak ada habisnya dari dahulu hingga sekarang.

Di era globalisasi seperti saat ini tentunya kita diberikan kemudahan untuk mencari informasi kapan pun dan di mana pun, tidak terbatas ruang dan waktu. Bahkan tidak ada Batasan untuk umur, gender, dan kelas sosial, semua orang diperbolehkan untuk mencari informasi dan manfaat dari kemajuan teknologi yang ada pada saat ini.

Pada artikel kali ini, saya akan memfokuskan pada topik bagaimana perubahan sosial mengenai kesetaraan gender antara zaman dahulu dengan zaman sekarang.

Tentu saja kesetaraan gender, khususnya yang dimiliki oleh kaum hawa atau perempuan pada saat ini berawal dari sebuah perjuangan untuk kemenangan atas kesetaraan gender tersebut. Salah satu tokoh pahlawan yang terkenal tentang kesetaraan gender yaitu R.A. Kartini.

Tentang R.A. Kartini Masa Dulu

R.A. Kartini atau Ibu Kartini merupakan tokoh pahlawan yang memperjuangkan kesejahteraan dan hak milik wanita untuk bisa sekolah dan berpendidikan sama seperti laki-laki pada zaman dahulu.

Affandi (2019) menjelaskan sejarah singkat mengenai Kartini. Perjuangan Kartini dimulai sejak Beliau berumur 12 tahun. Setelah dilarang untung menjalutkan studinya dari Europese Lagere School (ELS) dan dilarang untuk melanjutkan cita-citanya, pahlawan wanita tersebut rela berkorban dan tetap memperjuangkan emansipasi wanita pada zaman dahulu. Kesulitan yang dialami oleh wanita pada zaman dahulu yaitu dipandang sebelah mata, tidak diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan, dipaksa untuk melakukan pernikahan di usia dini, dan hanya diperbolehkan untuk mengurusi pekerjaan rumah saja.

Keberhasilan dari perjuangan Kartini dibuktikan dengan berdirinya sekolah pendidikan yang pertama kalinya untuk perempuan. Ibu Kartini memiliki prinsip 'Habis Terang Terbitlah Terang' yang memiliki arti bahwa setelah adanya kesusahan (mengalami perjuangan) pasti akan ada jalan dan kemudahan. 

Cerita sejarah Kartini juga diceritakan dalam bukunya yang berjudul sama dengan prinsip Kartini. Sesuai dengan tanggal kelahirannya, 21 April dijadikan sebagai hari Kartini untuk memperingati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita.

Berdasarkan cerita mengenai sejarah Kartini sebelumnya, lalu perubahan sosial apa tentang emansipasi wanita atau kesetaraan gender yang membedakan pada zaman sekarang dengan zaman dahulu?

Perubahan Sosial

Pertama, apa yang dimaksud dengan perubahan sosial? Menurut Goa (2017, h. 53) perubahan sosial merupakan perubahan struktur atau tatanan dalam masyarakat, yang meliputi pola piker lebih inovatif dan sikap serta kehidupan sosial dalam penghidupan yang lebih bermartabat.

Ada pun, Narwoko (dalam Goa, 2017, h. 55) menjelaskan terdapat beberapa perspektif atau pandangan teori yang menjelaskan tentang perubahan sosial. Salah satu teori tersebut yaitu teori sosiohistoris, di mana dalam teori ini menempatkan suatu variabel latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai faktor utama terjadinya perubahan sosial.

R.A. Kartini Masa Kini

Berdasarkan teori tersebut kita dapat melihat bahwa adanya perubahan sosial tentang kesetaraan gender khususnya mengenai emansipasi wanita yang terjadi antara zaman dahulu dengan zaman sekarang dipengaruhi oleh evolusi sejarah yang pertama kali didorong oleh R.A. Kartini.

Hadijah (2019) memberikan beberapa contoh Kartini masa kini antara lain Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia dibawah pemerintahan SBY pada 2005, perjuangannya diakui hebat karena memiliki pemikiran dan strategi ekonominya mampu tetap menstabilkan perekonomian di Indonesia yang meskipun pada saat 2008 dunia sedang mengalami krisis ekonomi berat.

Selain beliau ada pun Susi Pudjiastuti, yang merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan pemerintahan Indonesia periode 2014. Dengan gayanya yang nyentrik dan sikapnya yang tegas juga berani membuat Susi dikenal sebagai menteri wanita yang pemberani. Berawal dari usaha kecilnya menjadi pengepul ikan, beliau berkelanjutan mendirikan maskapai penerbangan Susi Air. Salah satu hal yang paling diingat adalah gaya kepemimpinannya yang tidak diragukan lagi, dengan mengambil langkah ekstrim demi menjaga dan melindungi sumber daya laut di Indonesia (Hadijah, 2019).

Masih banyak perempuan muda lainnya yang membuktikan perjuangan Kartini pada zaman dahulu untuk memperjuangkan emansipasi wanita tidak sia-sia, antara lain Lizzy Parra, Ibu Veronica Yosephine Sinaga, Dian Sastrowardoyo yang juga ikut memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia, dan lain-lainnya.

Adanya kesetaraan gender pada saat ini tidak memaksudkan untuk mengesampingkan tugas utama yang dimiliki oleh laki-laki sebagai pemimpin, tetapi lebih kepada memperjuangkan hak yang dimiliki oleh wanita, hak untuk berpendidikan, dan mewujudkan cita-cita yang mereka miliki.

Daftar Pustaka :

Affandi, D. F. (2019). Perjuangan RA Kartini. Diakses pada tanggal 24 Maret 2021

Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Jurnal Kateketik dan Pastoral 2(2), h. 53-67.

Hadijah, S. (2019). 7 Kartini Indonesia Masa Kini, Siapa Saja Mereka? Diakses pada tanggal 24 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun