Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ali dan Cahaya Ramadan: Kisah Lampu Ajaib dan Keajaiban Kebaikan

28 Maret 2024   13:19 Diperbarui: 28 Maret 2024   13:39 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image created by Andy using DALL-E3

Namun, saat malam terakhir Ramadan tiba, Ali menyadari bahwa dia belum menggunakan keajaiban terakhirnya. Dia memutuskan untuk menyimpannya untuk malam terakhir.

Pada malam terakhir Ramadan, setelah menampilkan pertunjukan terakhir, Ali menggunakan keajaiban terakhirnya untuk meminta agar bulan tetap berada di langit lebih lama sehingga malam terakhir Ramadan bisa dinikmati lebih lama oleh semua orang.

Tapi, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Ketika bulan tetap berada di langit, semua orang di desa terpesona oleh cahaya yang sangat terang yang memancar dari bulan. Mereka mulai menganggap bulan itu sebagai cahaya yang mengarahkan mereka pada jalan kebaikan.

Ketika bulan akhirnya turun, bulan itu meninggalkan cahaya yang bersinar di langit. Itu bukan lagi bulan biasa, tapi menjadi lambang harapan, cinta, dan kebaikan.

Ali menyadari bahwa keajaiban sejati Ramadan adalah keajaiban yang terjadi dalam hati manusia. Keajaiban itu adalah kasih sayang, kebaikan, dan kepedulian yang dilakukan oleh semua orang di bulan Ramadan. Dan lampu ajaib yang diberikan oleh jin adalah hanya pengingat akan kekuatan kebaikan yang selalu ada di dalam diri setiap orang.

Dari malam itu, desa itu menjadi lebih indah. Mereka belajar bahwa keajaiban sejati adalah ketika kita berbagi, peduli, dan mencintai satu sama lain.


Dan begitulah, Ali dan desanya menjalani Ramadan yang penuh keajaiban dan cinta, bukan hanya karena lampu ajaib, tetapi karena kebaikan yang mereka miliki dalam hati mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun