Mohon tunggu...
anata
anata Mohon Tunggu... apa yang kutulis tetap tertulis..

mengamati dan menuliskannya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kereta Cepat Jakarta Bandung, Dipuji Tapi Merugi

27 Agustus 2025   21:49 Diperbarui: 27 Agustus 2025   21:49 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Restrukturisasi utang untuk meringankan beban utang (kompas.com)

Sementara masyarakat juga memiliki pilihan akses lain Jakarta-Bandung, adanya tol Cipularang, kereta Argo Parahyangan, bus travel, dan shuttle, menjadi pesaing sehingga target penumpang Whoosh bisa beralih dengan alasan biaya yang lebih murah.

Dari sisi jarak berkisar 142 kilometer dibandingkan kemampuan kecepatan Whoosh yang mencapai 350 km/jam, menjadi kurang optimal, karena kereta cepat merupakan transportasi yang diperuntukan bagi tujuan jarak jauh.

Jadi ditinjau berdasarkan ekonomi finansial, keberadaan Whoosh dapat disimpulkan tidak terlalu mendesak, karena sudah ada infrastruktur lain yang cukup memadai, malah biaya investasi yang terlampau besar menyebabkan  return on investment sangat berat.

Solusi Yang Paling Memungkinkan

Pada tahun 2022 lalu, Bhima Yudhistira (Direktur CELIOS) sempat menyarankan solusi berupa keringanan utang atau restrukturisasi. Saat ini  Danantara akan mengupayakan mekanisme tersebut untuk meringankan beban keuangan.

Beberapa solusi juga pernah disarankan para ahli yaitu menyarankan agar KCIC dan pemerintah fokus pada pengembangan kawasan di sekitar stasiun (Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar), dikembangkan menjadi pusat bisnis, komersial, dan hunian. Mencari pendapatan dari sewa lahan, iklan, dan parkir untuk sumber kas.  Juga  memanfaatkan sewa ruang di dalam stasiun untuk toko ritel, restoran, dan layanan lainnya.

Restrukturisasi utang untuk meringankan beban utang (kompas.com)
Restrukturisasi utang untuk meringankan beban utang (kompas.com)

Sementara untuk mengupayakan peningkatan target jumlah penumpang disarankan memperluas jangkauan Whoosh dan menarik lebih banyak penumpang dari berbagai area dengan menyediakan akses transportasi yang lebih baik serta dapat dijangkau masyarakat.

Diharapkan dengan mengubah stasiun menjadi pusat bisnis dan memastikan akses yang mudah, Whoosh bisa meningkatkan pendapatannya secara mandiri dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada penjualan tiket semata.

***

Jika Jepang dan China sudah memiliki infrastruktur kereta cepat yang memadai di negaranya, di Indonesia justru kereta cepat masih menghadapi persoalan, di sisi branding cukup sukses namun merugikan secara finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun