Mohon tunggu...
anata
anata Mohon Tunggu... apa yang kutulis tetap tertulis..

mengamati dan menuliskannya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kereta Cepat Jakarta Bandung, Dipuji Tapi Merugi

27 Agustus 2025   21:49 Diperbarui: 27 Agustus 2025   21:49 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Cepat Jakarta Bandung (railtechnologymagazine.com)

Jepang merupakan negara pertama yang menemukan transportasi kereta cepat, disebut dengan Shinkansen, pertama kali diluncurkan tahun 1964. Dan pada tahun 2014 Jepang melalui JICA menawarkan proposal pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, walaupun akhirnya kalah tender dari China.

Sekarang Kereta Cepat Indonesia China Jakarta -- Bandung (Whoosh) membentang sepanjang 142 kilometer menghubungkan kedua kota, dengan biaya pembangunan yang diperkirakan Rp116 triliun, Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang memiliki kereta cepat.

Setelah beberapa kali saya mencoba moda transportasi Whoosh, menurut penilaian pribadi secara kualitas layanan dan teknologi sangat baik. Waktu tempuh Jakarta -- Bandung dari stasiun Halim ke Tegal Luar hanya berkisar 40 menit, standar kenyamanan penumpang selama perjalanan pun memuaskan.

Perjalanan menuju Tegal Luar (dokumentasi pribadi)
Perjalanan menuju Tegal Luar (dokumentasi pribadi)
Tetapi dengan pro kontra seputar Whoosh, terlebih belakangan ramai tersiar kabar justru Whoosh mencatat rugi besar, pertanyaan apakah sebetulnya kita memang membutuhkan infrastruktur semacam ini?

Whoosh Diminati dan Dipuji

Berdasarkan data KCIC, Whoosh di bulan Mei 2025 sudah berhasil membawa 9,3 juta penumpang melintasi kedua kota ini. Bahkan rekor meraih 1 juta penumpang tercapai hanya dalam kurun waktu 2,5 bulan sejak diresmikan di Oktober 2023. Dari data ini minat masyarakat cukup tinggi.

KCIC optimis jumlah penumpang harian akan terus tumbuh seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Whoosh, alasan utamanya tak lain karena efisiensi waktu, ideal untuk perjalanan bisnis, liburan, dan layanan publik, jika Jakarta Bandung menggunakan transportasi lainnya ditempuh dalam waktu berkisar 3 jam, dengan Whoosh menjadi 40 menit.

Durasi yang lebih singkat membuka peluang meningkatnya kunjungan ke destinasi wisata di Jakarta dan Bandung , sehingga akan berdampak positif pada industri pariwisata dan ekonomi lokal di kedua kota.

Layanan di stasiun Kereta Cepat (kcic.co.id)
Layanan di stasiun Kereta Cepat (kcic.co.id)

Masyarakat semakin antusias karena pada awal diresmikan, Whoosh menawarkan program promo yang cukup menarik sehingga berhasil mendapat perhatian dan menjadi fenomena baru, mendorong rasa penasaran menimbulkan tren FOMO.

Whoosh juga menjadi contoh moda transportasi massal modern yang terintegrasi, membantu meningkatkan konektivitas antar-kota. Stasiunnya terhubung dengan sarana transportasi umum LRT, TransJakarta dan feeder commuter.

Inovasi dan layanan mempermudah akses pembelian tiket serta berbagai layanan rombongan, hingga edutrip dan kemudahan pembelian turut meningkatkan minat. Dan energi yang digunakan ramah lingkungan karena menggunakan listrik.

Kenyamanan bagi penumpang cukup baik (kcic.coid)
Kenyamanan bagi penumpang cukup baik (kcic.coid)

Keberadaan stasiun Whoosh menciptakan lapangan kerja dan pengembangan kawasan bisnis, hunian berikut fasilitas pendukung di sekitarnya, membawa dampak pertumbuhan ekonomi baru bagi UMKM.

Ditinjau seluruh aspek yang sudah dibahas, dari sisi ekonomi branding, Whoosh hingga saat ini cukup sukses, karena berhasil membangun citra transportasi modern dengan teknologi canggih, membawa nama Indonesia sebagai negara yang memilikinya di kancah internasional, sejajar dengan Jepang dan China.

Whoosh berdampak positif secara strategis dari sudut pandang sosial, politik, dan simbolik, bahkan ada wacana melanjutkan rute hingga kota Surabaya, artinya trayek awal menjadi fondasi  pembangunan berkelanjutan.

Rugi Besar dan Menjadi Beban

Lalu bagaimana jika ditinjau dari sisi ekonomi finansial? Mengutip Kompas.com, Whoosh malah memberikan kerugian kepada pemegang sahamnya, yaitu konsorsium empat BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), pada tahun 2024 PSBI rugi Rp4,195 triliun, dan selama kurun satu semester tahun 2025 bertambah Rp1,625 triliun.

Yang semakin mempersulit keadaan adalah, awalnya proyek ini ditujukan dengan konsep business to business (B2B), dengan mayoritas pendanaan dari pinjaman China Development Bank, biaya proyek yang awalnya diperkirakan  Rp85 triliun meleset menjadi sekitar Rp116 triliun, belum lagi beban bunga utang yang harus dibayarkan setiap tahun sekitar Rp2 triliun.

Secara finansial Whoosh mengalami kerugian (bbc.com)
Secara finansial Whoosh mengalami kerugian (bbc.com)

Masalah biaya awal disebut Direktur Utama KAI sebagai "bom waktu" yang bisa membahayakan jika tidak ditangani dengan baik. Dengan harga tiket mulai dari Rp150 ribu hingga Rp650 ribu, tergantung kelas dan waktu keberangkatan, pendapatan dari tiket belum bisa menutupi biaya operasional.

Sementara masyarakat juga memiliki pilihan akses lain Jakarta-Bandung, adanya tol Cipularang, kereta Argo Parahyangan, bus travel, dan shuttle, menjadi pesaing sehingga target penumpang Whoosh bisa beralih dengan alasan biaya yang lebih murah.

Dari sisi jarak berkisar 142 kilometer dibandingkan kemampuan kecepatan Whoosh yang mencapai 350 km/jam, menjadi kurang optimal, karena kereta cepat merupakan transportasi yang diperuntukan bagi tujuan jarak jauh.

Jadi ditinjau berdasarkan ekonomi finansial, keberadaan Whoosh dapat disimpulkan tidak terlalu mendesak, karena sudah ada infrastruktur lain yang cukup memadai, malah biaya investasi yang terlampau besar menyebabkan  return on investment sangat berat.

Solusi Yang Paling Memungkinkan

Pada tahun 2022 lalu, Bhima Yudhistira (Direktur CELIOS) sempat menyarankan solusi berupa keringanan utang atau restrukturisasi. Saat ini  Danantara akan mengupayakan mekanisme tersebut untuk meringankan beban keuangan.

Beberapa solusi juga pernah disarankan para ahli yaitu menyarankan agar KCIC dan pemerintah fokus pada pengembangan kawasan di sekitar stasiun (Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar), dikembangkan menjadi pusat bisnis, komersial, dan hunian. Mencari pendapatan dari sewa lahan, iklan, dan parkir untuk sumber kas.  Juga  memanfaatkan sewa ruang di dalam stasiun untuk toko ritel, restoran, dan layanan lainnya.

Restrukturisasi utang untuk meringankan beban utang (kompas.com)
Restrukturisasi utang untuk meringankan beban utang (kompas.com)

Sementara untuk mengupayakan peningkatan target jumlah penumpang disarankan memperluas jangkauan Whoosh dan menarik lebih banyak penumpang dari berbagai area dengan menyediakan akses transportasi yang lebih baik serta dapat dijangkau masyarakat.

Diharapkan dengan mengubah stasiun menjadi pusat bisnis dan memastikan akses yang mudah, Whoosh bisa meningkatkan pendapatannya secara mandiri dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada penjualan tiket semata.

***

Jika Jepang dan China sudah memiliki infrastruktur kereta cepat yang memadai di negaranya, di Indonesia justru kereta cepat masih menghadapi persoalan, di sisi branding cukup sukses namun merugikan secara finansial.

Singkatnya, branding Whoosh berhasil menciptakan permintaan dan persepsi positif, tetapi masalah keuangan yang melekat dari awal proyek sangat besar sehingga sulit untuk ditutupi, bahkan dengan kesuksesan branding tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun