LANGIT Â TAK PERNAH LUPA
Ada hari-hari ketika doa terasa berat,
seperti batu yang dilempar ke langit,
lalu jatuh lagi tanpa gema.
Ada waktu-waktu ketika hati bertanya lirih:
"Apakah langit benar-benar mendengar?"
Namun, jika aku diam cukup lama,
aku tahu---
langit tak pernah lupa.
Ia mengingat setiap panggilan yang lirih,
bahkan yang tak selesai diucapkan,
bahkan yang hanya mengalir sebagai air mata
di sela bantal malam.
Langit menampung semuanya.
Tak ada doa yang lenyap,
tak ada air mata yang sia-sia.
Mungkin jawabannya tertunda,
karena langit bukan gudang permintaan,
ia adalah taman waktu,
di mana setiap benih doa tumbuh
hanya pada musim yang tepat.
Aku pernah marah,
menuduh Tuhan tak peduli,
padahal Ia hanya sedang menyiapkan jalan
yang tak bisa kulalui bila terburu-buru.
Sekarang aku tahu,
setiap kali langit diam,
itu bukan karena Ia lupa,
tapi karena Ia sedang mencatat---
satu demi satu sabarku,
hingga tiba saatnya Ia berkata,
"Sekarang, waktumu tiba."
Langit memang jauh,
tapi cinta yang mengisinya
dekat seperti udara yang menyentuh kulitku.