Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kanashibari: Antara Serangan Supranatural oleh Hantu dan Penjelasan Ilmiah

19 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 18 Oktober 2025   23:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sleep Paralysis Wallpapers - Top Free Sleep Paralysis Backgrounds  (wallpaperaccess.com)

* Konsultasi dengan onmyōji, dukun tradisional Jepang yang menggunakan mantra dan simbol Yin-Yang untuk mengusir roh.

Menariknya, banyak orang modern melakukan dua hal sekaligus: mereka berkonsultasi ke dokter untuk memastikan tidak ada gangguan tidur, tetapi juga tetap melakukan ritual spiritual untuk menenangkan batin.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam budaya Jepang, pengobatan medis dan kepercayaan spiritual tidak saling meniadakan, melainkan berjalan berdampingan.

Kanashibari dalam Budaya Populer

Fenomena ini tidak berhenti di ranah spiritual dan ilmiah saja. Ia juga hidup subur dalam budaya populer Jepang. Film-film horor seperti Ju-On dan Ringu menampilkan adegan di mana tokoh utama lumpuh di tempat tidur ketika sosok hantu mendekat.

Dalam anime dan manga, kanashibari sering digambarkan sebagai teknik sihir untuk melumpuhkan lawan, sebuah bentuk reinterpretasi modern dari makna aslinya.

Kehadiran kanashibari di media populer membantu mempertahankan eksistensinya di benak masyarakat. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, tempat di mana ketakutan, rasa ingin tahu, dan kepercayaan bercampur menjadi satu. Melalui film, game, atau komik, masyarakat dapat mengalami horor secara aman, tanpa harus benar-benar mengalaminya sendiri.

Masyarakat Jepang Modern: Rasional tapi Spiritual

Yang menarik, masyarakat Jepang masa kini mampu menyeimbangkan sains dan spiritualitas dalam memandang fenomena seperti kanashibari.

Generasi muda, misalnya, memahami bahwa ini adalah sleep paralysis secara medis, tetapi mereka tetap menyebutnya dengan istilah kanashibari dan menceritakan pengalamannya dengan nada mistis.

Banyak orang Jepang berpendidikan tinggi yang tetap membawa jimat omamori di tasnya, atau berdoa di kuil sebelum ujian dan perjalanan penting.

Bagi mereka, spiritualitas bukan sekadar kepercayaan irasional, melainkan bagian dari identitas budaya dan keseimbangan hidup.

Itulah sebabnya, penjelasan ilmiah tentang kanashibari tidak menghapus nilai-nilai spiritualnya, justru memperkaya cara mereka memahami diri sendiri.

Refleksi: Kanashibari sebagai Ruang Simbolik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun