Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

[Dongeng] Kepompong Emas

30 Agustus 2016   05:17 Diperbarui: 30 Agustus 2016   15:21 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Atas perintah kaisar, Nyonya saya tangkap.”

“Di mana suamiku?!”

“Nyonya diminta menyerahkan sutra terbaik itu kepada Permaisuri!”

“Sutra terbaik? Aku tak mengerti.”

“Sudah jangan banyak bicara!”

Kemudian sepasukan istana itu pergi bersama tawanannya menerabas gelap yang baru saja hadir menyelimuti pelataran paviliun. Bunga-bunga teratai kian merekah seiring jatuhnya sinar purnama. Kemudian sesampainya di istana wanita itu langsung dihadapkan pada Kaisar dan Permaisuri. Di sana sang saudagar masih merengkuh di atas lantai. Wanita itu diminta berlutut oleh pasukan istana. Ia menurut.

“Berikan sutra terbaik itu atau kepala kalian kupenggal!”

“Hamba tak mengerti maksud baginda Permaisuri.”

“Aku melihatmu memakainya ketika malam di mana bunga-bunga teratai itu bermekaran,” lelaki itu dengan lancangnya memotong. Sebelum ia melanjutkan Kaisar telah lebih dahulu berujar.

“Serahkan sutra itu!”

Wanita itu tetap diam tanpa kata. Tak berapa lama akhirnya kaisar kehilangan kesabarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun