Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Art Teacher, Arrangger, Conten creator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Pembelajaran Seni di Sekolah

2 Desember 2021   11:30 Diperbarui: 2 Desember 2021   11:46 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan negara, jika pendidikan baik maka bisa dipastikan bahwa sumber daya manusia disuatu negara akan baik pula, dan jika sumber daya manusia di suatu negara unggul maka akan berhubungan langsung dengan pembangunan di suatu negara dan tentu saja negara tersebut akan maju.

Pendidikan yang ada di Indonesia sebetulnya sudah selalu mengarah pada pembentukan Sumber Daya Manusia yang unggul Sejak dulu, namun pergantian kebijakan yang selalu berjalan dinamis membuat pelaksana kebijakan pun selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya adalah kurikulum yang selalu berubah membuat guru-guru sebagai pelaksana kebijakan selalu berusaha untuk mengupgrade diri terkait dengan perubahan-perubahan terjadi apalagi dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini guru-guru diharuskan mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Pengintegrasian teknologi ke dalam kegiatan pembelajaran sebenarnya sangat baik hanya saja banyak kendala ketika menerapkannya, apalagi untuk guru seni budaya. Seorang guru seni budaya sebetulnya sangat terbantu dengan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran, karena dapat membawa suatu materi yang tidak mungkin dilihat secara langsung oleh peserta didik menjadi terlihat nyata dengan bantuan teknologi.

Seperti yang kita ketahui semakin inovatifnya seorang guru seni budaya untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang dipunya maka semakin gegap gempita pembelajaran seni di sekolah dan semakin atraktif pula. Namun, terkadang  sarana dan prasarana yang terbatas di suatu sekolah mengakibatkan kegiatan praktik pembelajaran seperti menari, menyanyi melukis dan lain-lain akan sangat mengganggu kegiatan pembelajaran kelas lain, karena pelajaran seni budaya pasti akan selalu menimbulkan suara hingar-bingar, akibatnya guru mata pelajaran lain akan terganggu dan tentu saja menjadi perbincangan yang tidak sedap didengar ketika guru tersebut di ruang guru. Malah ada guru yang menyarankan pembelajaran seni budaya cukup pada aspek teorinya saja.

selain kondisi sarana dan prasarana gedung yang belum memadai, kondisi sosial masyarakat di suatu tempat terkadang jauh dari output kurikulum yang diharapkan, misalnya pada kurikulum dinyatakan harus memainkan alat musik tradisional dengan lagu tradisional, sedangkan di suatu daerah anak-anak tidak mengenal sama sekali alat-alat musik tradisional serta lagu daerahnya, dikarenakan pengaruh faktor kemajuan zaman yang tak terbendung menjadikan anak-anak lebih mengenali lagu-lagu remix yang sering mereka dengan di media sosial seperti di tiktok, instagram dll... memang kondisi tersebut harus diatasi oleh guru dengan pemilihan metode, model dan strategi pembelajaran yang bervariasi. 

namun kembali lagi kepada permasalahan di atas bahwa kekurangan sarana dan prasarana dan kondisi sosial masyarakat harus membuat guru lebih "berkeringat" untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. selain itu juga apakah guru harus selalu menurunkan ego dan ekspektasi dari tuntutan kurikulum yang wah.. menjadi lebih sederhana karena menyesuaikan dengan kondisi yang ada??? mohon bantuan teman-teman sekalian....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun