Mohon tunggu...
Andrio N Tambun
Andrio N Tambun Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Prof. Dr. Apollo. M.Si. Ak. 55520120034 Andrio N Tambun Universitas Mercubuana Jakarta Magister Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K10_Konsep Irasional P3B_Dasar Pemikiran Irasional menjadi Rasional dalam P3B

15 Mei 2022   22:50 Diperbarui: 15 Mei 2022   22:51 2398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from vocasia.id

K10_Konsep Irasional P3B
Dasar Pemikiran Irasional menjadi Rasional dalam P3B

Pemikiran rasional di defenisikan  sebagai pemikiran yang menggunakan logika dan nalar manusia. Pemikiran rasional adalah kemampuan untuk mempertimbangkan variabel yang relevan dari suatu situasi dan untuk mengakses, mengatur, dan menganalisis informasi yang relevan (Misalnya fakta, pendapat, penilaian dan data) untuk sampai pada kesimpulan yang masuk akal. Sedangkan pemikiran irasional mempunyai erat hubungannya dengan emosi. Emosi adalah faktor terpenting dalam pola fikir seorang heuristik dan erat kaitannya dengan tidak berdasarkan akal (penalaran) yang sehat.

              Pengertian yang hampir sama berasal dari pinterpandai.com dimana rasional merupakan Pemikiran rasional dapat didefinisikan sebagai proses berpikir yang didasarkan pada nalar dan logika. Seseorang yang berpikir rasional akan memperhatikan dasar faktual. Sedangkan pemikiran irasional dapat didefinisikan sebagai proses berpikir di mana individu benar-benar mengabaikan logika dan alasan yang mendukung emosi.

Lantas pertanyaan muncul bisakah gagasan Irasional melawan rasional di dalam perkembangan penghindaran pajak berganda. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut tentu kita harus kembali terlebih dahulu ke kebelakang terkait mengenai sejarah suatu bangsa. Karena menurut saya faktor sejarah yang nantinya akan mempengaruhi pola pikir apakah bertindak dengan cara rasional atau irasional. Sebagaimana yang kita tahu bahwa bangsa-bangsa di dunia mempunyai sejarah yang berbeda-beda, dimana ada bangsa yang mempunyai suatu kesukuan atau perkumpulan yang mempunyai budaya-budaya masing masing. Selanjutnya pada jaman dahulu juga dipengaruhi oleh adanya pengaruh suatu agama, dimana agama merupakan suatu ajaran dimana memberikan suatu cara untuk berperilaku baik dan menghindari berperilaku jahat. Sejalanya dengan adanya percampuran antara budaya dan agama memberikan suatu gambaran bahwa hidup yang baik cenderung mengarah kepada suatu tindakan yang rasional. Dimana berdasarkan teori rasional merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan nalar dan logika. Sebagaimana sebelum agama muncul. Contoh adanya hukum data di dalam suatu kesukuan mengajarkan bahwa untuk dilarang mencuri barang milik orang dan akibatnya jika dilakukan akan mendapat hukuman di pancung. Sejalan dengan masuknya agama yang membenarkan bahwa suatu tindakan baik adalah dengan tidak mencuri barang yang bukan milik kita. Contoh lain budaya yang rasional di ajarkan pada jaman dahulu menghormati orang yang lebih tua, menyapa orang tua dengan bahasa jawa yang halus dan juga tidak berkata kasar ada juga memberikan persembahan kepada raja sebagai bentuk perlindungan atas keamanan yang di lakukan oleh raja. Adapun contoh budaya yang termasuk irasional seperti berobat atau melakukan penyembuhan kepada paranormal, membuat keputusan setelah bertanya ke orang pintar, serta mempercayai hari baik sebagai tanggal untuk melakukan suatu acara. Berjalannya waktu budaya dan agama ini menjadikan suatu kebiasaan yang turun-temurun diteruskan kepada tiap-tiap generasi. Seiring berjalannya waktu tindakan-tindakan yang pada jaman dahulu dianggap sebagai rasional seperti menyebah pohon, membaca alam, mempercayai dukun kini mulai dianggap sebagai suatu tindakan yang irasional karena sering kali memberikan hasil yang tidak memberikan manfaat, tidak memberikan hasil yang mempengaruhi, serta tidak menghasilkan. Serta seiring perkembangan dan masuknya agama tindakan tindakan irasional sering bertentangan dengan agama dimana tindakan tindakan yang irasional di dalam agama sering bertentangan dengan ajaran dari agama itu sendiri.

Atas unsur budaya dan agama yang sudah di pegang oleh suatu bangsa dan menjadi kebiasaan, hal ini tentunya yang dapat dipakai sebagai cara pandang apakah memakai cara irasional atau rasional. Lantas seiring perkembangan jaman dan adanya pengaruh-pengaruh dari barat dalam hal ini suatu pedoman seperti OECD Model hadir ditahun 1963 dan UN model hadir di tahun 1980 sebagai suatu model dalam membuat suatu perjanjian penghindaran pajak berganda. Masing masing model tersebut memang lahir dari pengalaman dan kebiasaan dari pengaruh barat memang secara tidak langsung dan tidak dapat dihindarkan karena pengaruh barat memberikan pengaruh yang besar di dalam suatu perkembangan bangsa. Adanya ilmu-limu dan penemuan-penemuan dari barat memberikan cara pandang serta memberikan pengajaran bagamaiana suatu perbuatan yang seharusnya dilakukan. Tidak bisa dipungkiri juga pengaruh barat merupakan suatu pengaruh yang dominan karena memberikan hasil yang nyata, berdasarkan suatu ilmu sains, perhitungan, serta pengolahan data sehingga memberikan manfaat yang nyata. Lamanya menyadari atas pentingnya suatu perjanjian pajak berganda ini merupakan menjadi latar belakang mengapa OECD Model dan UN Model lebih memberikan pengaruh kepada bangsa bangsa lain yang telah menyadari betapa pentingnya perjanjian ini. Dominannya kedua model ini juga karena model ini rutin untuk melakukan penyempurnaan ataupun amandemen yang disesuaikan dengan negara pengunanya masing masing. Sehingga dalam hal ini sebagai bangsa yang berkembang hanya bisa melakuan adopsi-adopsi yang menyesuaikan dengan sosial dan budaya di negara berkembang itu sendiri.

Selanjutnya yang menjadi jawaban apakah cara irasional bisa mempengaruhi cara rasional tentu kembali berdasarkan sejarah dan pengalaman cara-cara irasional cenderung tidak memberikan hasil yang nyata dan juga tentu ini cara ini dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing setiap wajib pajak. Karena adanya suatu tindakan rasional berawal dari suatu tindakan yang irasional. Sebagaiman contoh tindakan irasional wajib pajak yang mana melakukan penghindaran pajak dengan cara ilegal tentunya dapat memberikan pengaruh ataupun akibat dimasa yang akan datang dengan adanya pemeriksaan dan adanya denda administrasi hingga pidana. Adapun jika melakukan tindakan irasional dengan berhubungan dengan orang pintar ataupun paranormal tentu hanya bersifat dampak sementara serta tidak akan dapat merupakan data ataupun fakta ataupun bukti yang ada. Jika berkebalikan dari irasional dengan melakukan tindakan rasional dengan taat terhadap peraturan pajak dengan melaporan real harta serta transaksi yang merupakan seharusnya dilapoaran memberikan pengaruh menjadi wajib pajak yang patuh serta terhindarkan dari denda administratif serta pidana. Atas dasar ini karena tindakan yang irasional tidak memberikan hasil yang bermanfaat serta menghasilkan suatu perbuatan yang sia-sia maka suatu tindakan irasional tidak akan dapat bertahan ditengah semakin majunya suatu bangsa. Banyaknya pengalaman ataupun sejarah sering membuktikan bahwa tindakan yang rasional lebih memberikan manfaat dan pengaruh langsung kepada wajib pajak itu sendiri.

 

Sumber:

https://kmbui.ui.ac.id/2019/11/pemikiran-irasional-vs-pemikiran-rasional/

https://www.pinterpandai.com/perbedaan-pemikiran-rasional-dan-irasional-contoh/

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun