Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panas, Perwakilan Rusia dan Amerika untuk PBB Adu Argumen Soal Perdamaian Dunia!

24 Agustus 2022   18:33 Diperbarui: 1 September 2022   11:14 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Dubes Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya (sumber: aa.com.tr)

Hubungan Rusia dan Amerika Serikat nampaknya kian memanas, terutama sejak invasi Rusia terhadap Ukraina yang sudah berjalan kurang lebih 6 bulan lamanya.

Amerika Serikat yang berada di pihak Ukraina terus memberikan dukungannya dengan rutin menyuplai persenjataan untuk tentara Ukraina guna melawan gempuran pasukan Putin. Hal tersebut membuat Rusia semakin marah terhadap Amerika.

Seperti yang kita ketahui, sejak dulu kedua negara adidaya ini memang selalu tidak akur. Setelah Perang Dunia Kedua, baik Rusia atau Amerika berlomba memberikan pengaruhnya terhadap negara lain. Adapun Rusia, didukung penuh oleh China, India, dan Korea Utara, sedangkan Amerika Serikat bersama dengan NATO.

Belakangan ini, sejak tahun 2020, Rusia dan Amerika semakin berani menunjukan keterlibatannya terhadap masalah negara lain, terutama Amerika yang semakin gencar menawarkan bantuan terhadap negara-negara yang berkonflik, seperti Ukraina, Korea Selatan, dan yang terbaru Taiwan.

Keterlibatan Amerika ini jelas menyulut emosi Rusia dan China yang sedang mengalami konflik di negara mereka masing-masing.

Melihat kondisi dunia yang kian memanas, Dewan Keamanan PBB pun mengadakan perundingan yang dilaksanakan di New York, Amerika.

Perundingan tersebut membahas isu perdamaian dunia, yang mana terjadi perdebatan antara wakil Rusia dan Amerika. Kedua negara merasa tindakan mereka sudah benar dan tidak mengancam keamanan dunia.

Linda Thomas Greenfield selaku Dubes AS untuk PBB mengatakan bahwa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina adalah tindakan yang salah dan menimbulkan krisis kemanusiaan dan pangan di dunia. Linda mengatakan bahwa hal ini akan dapat menimbulkan perang dunia di masa depan.

"Ambisi Rusia untuk menginvasi negara Ukraina dan menguasai tanah mereka menimbulkan dampak bagi kita semua. Hal ini telah memicu kelangkaan pangan secara global. Hal ini juga mendorong adanya pengungsi baru dan kematian puluhan ribu warga Ukraina dan Rusia," ujarnya dilansir dari Kompas.com, Senin (22/08/22).

Disitu tampak pihak Amerika menyangkan tindakan Rusia yang tidak kunjung menghentikan invasinya terhadap Ukraina. Ia mengungkapkan bahwa yang dilakukan Amerika adalah demi keamanan dunia. Disisi lain pihak Rusia punya pendapat mereka sendiri.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Vasily Nebenzya selaku Dubes Rusia untuk PBB, dimana ia mengatakan dengan nada sindiran bahwa seharusnya Amerika dan NATO lah yang membuka mata, karena konflik-konflik yang terjadi saat ini ada campur tangan mereka didalamnya.

"Kami berharap tindakan Barat di negara ini (Ukraina) dapat membuka mata banyak orang di dunia tentang hal-hal utama yang menyebabkan krisis yang mencengkram planet kita. Apa yang terjadi di Ukraina sekaran dan perilaku NATO di Barat selama 30 tahun terakhir adalah pelajaran bagi seluruh dunia, ujarnya.

Disini Vasily berharap Amerika dan NATO tidak ikut campur urusan negaranya, sebab Rusia dibawah pimpinan Presiden Vladimir Putin tidak berniat menjajah Ukraina, namun hanya menekan supaya tidak gabung bersama NATO, yang mana dapat mengancam wilayah Rusia dan sekitarnya.

Potret bendera NATO berdampingan dengan bendera Amerika (sumber: dw.com)
Potret bendera NATO berdampingan dengan bendera Amerika (sumber: dw.com)

Perlu diketahui, jika Ukraina bergabung dengan NATO, maka Amerika bersama wakil NATO akan segera mendirikan pangkalan militer disekitar wilayah perbatasan Ukraina, yang jelas itu dapat menimbulkan ketegangan di masa mendatang.

Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa ia masih memiliki harapan bahwa Rusia dan Ukraina akan segera berdamai.

Saat ini Rusia dan Ukraina masih berkonflik, namun seiring berjalannya waktu, nampak perlahan mulai mereda. Meski begitu, muncul konflik baru yang masih berlangsung, yaitu China dan Taiwan, dan lagi-lagi Amerika ada dibaliknya, Nancy Pelosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun