Mohon tunggu...
A Kurniawan
A Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Akhirnya, kau temukan diriku. Orang kampung, yang ingin terus belajar sampai.......... mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Balik Jendela, Kereta

5 Februari 2020   10:08 Diperbarui: 5 Februari 2020   10:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarum jam besar di stasiun kereta, hampir menunjuk ke angka delapan.
Peluit petugas pengatur perjalanan, sudah berbunyi panjang.
Tanda, kereta penumpang siap diberangkatkan.

Kereta Purwojaya, mulai bergerak perlahan.
Menghempas dinginnya malam, menembus kegelapan.
Menepis gerimis, merekam jejak... kenangan.

Meninggalkan dentang suara, irama selamat jalan.
Meninggalkan cahaya lampu-lampu stasiun, yang semakin meremang, temaram.

Meninggalkan dirimu, yang tersenyum getir... bersama lambaian tangan, perpisahan.
Sekuat hati menahan perih, sekuat rasa menahan kelu di kerongkongan!
Selamat tinggal kekasih, pujaan.

:::.

Maafkan aku, meninggalkanmu lagi.
Bukan keinginanku, menjauh darimu.
Sementara kupergi, dan akan terus kembali.
Menyambut kasihmu, yang semakin larut, dalam sayangku...
, bisikku dari balik jendela kereta.

Tak terasa, bulir-bulir air mata meluruh.
Membuat gambaran dirimu, terlihat samar tak utuh.
Semakin berpendar, bersama rinai hujan yang jatuh.

Inikah, cinta?

Kereta, terus melaju.
Mengusung, beribu... pilu.

Kutahu, palung di hatimu,
Betapa kau... mencintaiku!

@kur - untukmu, erni...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun