Mohon tunggu...
Andre Marcel Toisuta
Andre Marcel Toisuta Mohon Tunggu... Musisi - Saya suka membaca, jadi saya mencoba menulis. Hobi saya nyanyi, jadi tulisan saya akan seputar hobi saya.

Dibilang musisi bukan, pekerja seni bukan. hanya suka nyanyi, suka main piano.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Senjata Utama Penyanyi adalah ''Nafas''

5 Januari 2022   18:56 Diperbarui: 5 Januari 2022   18:59 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kenapa nafas sangat penting dalam bernyanyi?

Saluran vocal terdiri dari organ-organ seperti faring, laring, trakea, bronkus, paru-paru, diafragma, dan lain sebagainya. 

Di dalam saluran vocal terdapat resonator (pita suara, langit lunak, rongga mulut), dan articulator (lidah, bibir, rahang depan, rahang belakang) yang berguna untuk memperjelas bunyi. Untuk mendukung resonator dan articulator, kita membutuhkan generator. 

Nafas adalah generator. Jika generatornya bekerja tidak maksimal, maka resonator dan articulator akan berakibat sama.

Mengenal mekanisme nafas yang terjadi pada manusia.

Ketika kita bernafas, ada 3 gaya utama yang mempengaruhi system pernafasan. Yaitu gaya gravitasi, gaya elastis recoil (tulang rusuk, paru2), dan yang terakhir adalah gaya otot.

Gravitasi merupakan gaya yang penting pada pernafasan dan secara natural menarik tubuh kita ke arah bawah, sehingga akan sangat tergantung dengan postur tubuh penyanyi. 

Ketika kita berbaring, gravitasi menarik tubuh kita ke arah punggung, sementara ketika kita berdiri, gravitasi menarik tubuh kita ke arah bawah. 

Menggunakan paru- paru atau pernafasan dada saat menghirup udara berarti mengangkat rongga rusuk, sedangkan saat kita menghembuskan udara berarti tulang rusuk secara otomatis turun. 

Dengan pemahaman ini, secara teoritis gravitasi bertentangan dengan inhalation (menghirup nafas), tapi mendukung exhalation (menghembuskan nafas). Gaya gravitasi lebih memudahkan kita untuk menghembuskan nafas daripada menghirup nafas.

Elastic Recoil, Manusia memiliki tulang rusuk yang di dalamnya juga terdapat rongga tulang dada. Rongga tulang dada sebagaimana kita tahu bisa mengembang dan mengempis. Ketika kita menarik nafas, rongga dada akan mengembang, begitupun ketika kita menghembuskan nafas, rongga dada akan mengempis. 

Elastic recoil bekerja seperti pegas, tentu saja mempunyai titik stabil. Ketika kita mengambil nafas, rongga dada  akan  mengembang, namun cenderung untuk kembali ke posisi semula yaitu mengempis, sementara ketika kita membuang nafas berlebihan dan menjadi mengempis, maka rongga dada akan kembali ke posisi semula yaitu dengan mengembang, Implikasinya apa? 

Nafas paling sulit dikontrol ketika pegas ini terlalu mengembang atau terlalu mengempis, bernyanyi akhirnya menjadi sangat sulit ketika kita mengambil nafas berlebihan atau nafasnya habis.

Ada mitos bilang, ''kalau mau nyanyi ambil nafas yang banyak'' (biasanya pelatih ngomong gini). Hal ini tentu tidak benar, karena  berlebihan dalam mengambil nafas justru sulit untuk dikontrol. 

Pegasnya menjadi terlalu lebar, kita akan susah untuk menjaga kestabilan udara. Memahami elastic recoil ini semacam memahami batasan pegas tubuh kita. Kita harus tahu kapasitas rongga dada kita. Bisa ditarik sejauh mana atau dikempiskan sejauh mana menjadi hal yang penting.

bagaimana kita bisa mempunyai control yang baik ? jawabannya, kita butuh gaya ketiga yaitu  gaya otot. 

Kalau gaya gravitasi tidak bisa kita control karena berhubungan dengan fenomena bumi, Gaya kedua elastic recoil ternyata bisa dikontrol, tapi sulit di posisi-posisi tertentu, maka itu kita membutuhkan gaya ketiga, gaya otot untuk mengontrol.

Gaya otot sering kita kenal dengan istilah support. Gaya otot memberikan kita kemampuan untuk mengontrol gaya gravitasi dan elastic recoil, gaya otot bisa mengurangi atau malah meningkatkan tekanan di dalam paru-paru sesuai kebutuhan kita. 

Ketika gaya otot dapat kita maksimalkan, maka untuk bernyanyi secara forte dapat kita lakukan dengan baik. 

Dengan memaksimalkan gaya otot, kita dapat menghindari tekanan-tekanan di tempat-tempat yang sebenarnya tidak kita perlukan, seperti pada leher. Banyak penyanyi yang menggunakan leher untuk membuat dinamika forte, hal ini dapat berakibat cedera. Untuk  forte, gaya ototnya yang ''dikencangin''. 

Gaya otot akan memberikan tekanan di rongga paru kita, sehingga untuk mencapai nada yang stabil dengan kualitas yang baik kita harus benar-benar memakai gaya otot.

Menarik Bukan?...

*berdasarkan cerita teman saya, setelah dia selesai membaca jurnal soal ini. Lalu saya sok simpulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun