"Gue enggak ingin berantem Lyra. Gue Cuma ingin Bersama-sama lo."Â Boni kehabisan kata-kata. Ia setengah menyesal telah memulai pertengkaran ini dengan Lyra.
"Lo Bersama dengan gue sekarang! That's simple! Kita berdua sama-sama senang. Kenapa lo membuat semuanya menjadi ribet? Harusnya tidak perlu ada pembicaraan ini. Merusak suasana aja."Â hardik Lyra.
Boni tidak bisa menjawab. Perasaannya berbalik arah dari yang semula yakin, menjadi tidak yakin sama sekali. Ia menjadi ragu, apakah sebenarnya salah untuk menginginkan yang diinginkannya sekarang? Atau memang ia adalah pribadi yang tidak easy going dan tidak mensyukuri apa yang sudah dimiliknya sekarang? Miliki apa? Hubungan ini? Hubungan apa ini? Mungkin kata-kata "memiliki" itu terlalu kuat. Ia ingin memiliki Lyra sepenuhnya. Namun jelas Lyra tidak ingin dimiliki sepenuhnya.
"Udah ah. Lo pulang aja Bon." Lyra berdiri, kemudian melangkah luwes menuju kamar mandi. Meninggalkan Boni yang melongo.
-bersambung-
Â
