Mohon tunggu...
Andreas Kevin
Andreas Kevin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa semester akhir yang menyukai segala hal tentang games, gadget, otomotif, musik dan videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gulung Tikar Akibat Pandemi, Jamur Tiram Jadi Solusi: KKN Kolaboratif Kelompok 234 Kranjingan

16 Agustus 2022   00:06 Diperbarui: 16 Agustus 2022   00:21 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 234 Kranjingan mengunjungi pengusaha jamur tiram (dokpri)

           

           Budidaya Jamur Tiram semakin populer di Indonesia. Pembudidayaan murah dengan hasil yang menjanjikan membuat para petani jamur menjadikan jamur tiram sebagai lahan bisnis utamanya. Tidak terkecuali bagi Bapak Waras Hariyanto, warga RT.1/RW.6 di Kelurahan Kranjingan. Beliau yang awalnya menjadi produsen keripik dipaksa gulung tikar akibat pandemi yang tak kunjung henti. Atas inisiatif beliau dan saudaranya, ia mencoba membudidayakan jamur tiram di bekas tempat penggorengan keripik. Para pelaku budidaya tidak perlu repot membuat bibit sendiri, hal ini disebabkan oleh bibit jamur tiram sudah dikemas dalam bentuk baglog. Baglog merupakan media tanam jamur tiram yang terdiri dari serbuk gergaji, kapur, dedak yang dibungkus dengan plastik bening tahan panas dan diberi bibit jamur.

            Kamis (11/8), kelompok KKN Kolaboratif 234 Kranjingan kembali memperoleh kesempatan untuk berkunjung ke tempat budidaya jamur tiram yang dikelola oleh Bapak Waras. Awal mulanya, bapak Waras membudidayakan jamur tiram diawali dari menonton tata cara pembudidayaan jamur tiram di YouTube, hingga akhirnya Bapak Waras tergiur untuk membudidayakan jamur tiram sendiri di rumahnya.

Budidaya jamur tiram (dokpri)
Budidaya jamur tiram (dokpri)

             Dalam survey ini, Bapak Waras menjelaskan mengenai tata cara pembuatan jamur tiram antara lain sebagai berikut :

  • Sebelum menyusun baglog, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Diamkan kurang lebih lima hari.
  • Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar. Biarkan selama tiga hari dan jangan disiram
  • Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman dilakukan pada saat pagi hari untuk panen sore hari dan tidak boleh disiram pada saat dipanen.

             Proses pemanenan jamur tiram sendiri biasanya dapat dipanen dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu sejak pembukaan tutup baglog. Dalam satu kali panen, biasanya dapat menghasilkan  25 kilogram jamur tiram. Pada jamur tertentu yang mengalami dehidrasi, jamur akan tampak keriput dan mengkerut sehingga terlihat sangat layu dan tidak segar lagi. Bau busuk juga menjadi pertanda bahwa jamur sudah tidak patut lagi untuk dikonsumsi. Banyak tidaknya hasil panen juga dipengaruhi oleh hama yang ada. "Kalau hama yang paling sering ditemui itu tikus, semut, dan berbagai macam serangga lainnya yang sering memakan jamur", tutur beliau.

             Setelah mengunjungi usaha Bapak Waras, kami melihat ada beberapa aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Contohnya, hasil panen jamur yang sejauh ini hanya dijual sebagai bahan mentah saja. Dengan pengalaman beliau mengolah keripik, seharusnya beliau juga bisa mengolah jamur menjadi siap konsumsi. Pemberian merk dan label juga akan mendongkrak harga jual, sehingga dapat dijual di marketplace secara daring.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun