Ubi merupakan makanan pokok tradisional masyarakat Bajawa-Ngada yang menjadi simbol rasa syukur, persaudaraan, dan keberlanjutan kehidupan, yang  terintegrasi dalam berbagai upacara adat, terutama Pesta Adat Reba. Dewasa ini terdapat beragam jenis ubi yang bisa diolah dengan berbagai cara, yang tentunya akan menambah cita rasa dan selera makan.
2. Jagung BoseÂ
Jagung Bose adalah bubur jagung. Makanan ini terbuat dari jagung yang dimasak dengan bahan lain yaitu kacang merah, santan, dan kacang tanah. Jagung Bose umumnya tersaji dengan makanan lain yaitu ikan bakar. Makanan ini juga biasanya dijadikan menu sarapan atau makan malam.
3. Ra'a ReteÂ
Ra'a Rete adalah hidangan tradisional masyarakat Bajawa-Ngada, yang memiliki nilai budaya dan peran penting dalam berbagai upacara adat, seperti perayaan syukur hasil panen (Reba). Makanan ini terbuat buat dari daging (biasanya babi atau ayam) yang direbus, kemudian dicampur dengan kelapa sangrai dan darah, yang memberikan cita rasa gurih, pedas, dan beraroma rempah.
4. Rumpu RampeÂ
Makanan ini bahan dasarnya adalah daun ubi dan daun pepaya. Makanan ini rasanya lezat sekali karena adanya perpaduan rasa khas daun pepaya dan gurihnya ikan bakar.
Makan Bergizi Gratis (MBG) Bermenu Makanan LokalÂ
Pangan Lokal MBG di Indonesia sangat menekankan pentingnya penggunaan makanan lokal untuk meningkatkan gizi anak-anak dan masyarakat. Perlu dipahami bahwa makanan lokal tidak hanya kaya nutrisi, tetapi dapat membantu melestarikan budaya dan mendukung ekonomi lokal.
Namun demikian harus disadari bahwa merupakan tantangan yang membutuhkan strategi yang jitu untuk perealisasiannya. Beberapa saran yang bisa menjadi catatan bersama antara lain, pertama, pemetaan potensi lokal, yakni mengidentifikasi berbagai sumber daya pangan lokal dengan berbagai hal di dalamnya seperti ketersediaan dan kandungan nutrisi serta dampak negatif dalam setiap bentuk pengolahannya.
Kedua, pengembangan menu. Menu harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kearifan lokal, termasuk di dalamnya adalah meniadakan bahaya keracunan dari bahan yang ada. Ketiga, pendidikan dan sosialisasi. Ini penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan lokal.