Masyarakat Indonesai menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga konsistensi latihan, seperti :
- Gaya hidup sibuk yang menyulitkan untuk meluangkan waktu untuk latihan
- Keterbatasan akses ke fasilitas fitness di beberapa daerah
- Khusus untuk anak muda, tantangan konsistensi meliputi ketiadaan temen atau partner olahraga yang bisa memotivasi
Strategi 1 : Tetapkan tujuan yang Realistis dan Terukur
Menetapkan tujuan yang jelas dan realistis merupakan fondasi penting dalam menjaga konsistensi latihan fisik. Tujuan yang tepat membantu membangun fokus, motivasi, serta arah yang spesifik dalam setiap sesi workout. Prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) sering dijadikan panduan efektif dalam membuat tujuan latihan yang terstruktur dan terukur.
Tujuan yang jelas berarti memiliki sasaran spesifik, misalnya bukan hanya "ingin lebih bugar" tapi "Saya ingin bisa melakukan push-up 20 kali tanpa berhenti dalam 6 minggu ke depan." Hal ini memudahkan evaluasi kemajuan secara objektif dan menjadi tolak ukur pencapaian.
Sedangkan realistis berarti tujuan harus dapat dicapai sesuai kemampuan dan kondisi individu saat ini. Memaksakan target berat atau intensitas yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kekecewaan dan akhirnya mengurangi semangat latihan. Sebaliknya, tujuan yang dapat dijangkau akan meningkatkan rasa percaya diri dan memupuk kebiasaan berolahraga yang berkelanjutan.
Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan realistis, seseorang dapat memperkuat komitmen dan membangun rutinitas latihan yang konsisten, menempuh perjalanan kebugaran dengan arah yang terencana dan hasil yang maksimal.
Strategi 2 : Buatlah Jadwal yang teratur
Membuat jadwal latihan yang teratur adalah salah satu kunci utama untuk mencapai hasil optial dan menjaga konsistensi latihan. Jadwal yang teratur membantu membangun rutinitas sehingga olahraga menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya hidup sehari-hari.
Sebaiknya jadwal disusun berdasarkan tujuan spesifik, fruekuensi latihan yang ideal (Biasanya 3-5 kali seminggu), dan waktu latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan energi terbaik. Jadwal yang terstruktur memungkinkan kombinasi latihan kekuatan, kardiom dan fleksibilitas yang seimbang sehingga seluruh aspek kebugaran tubuh dapat berkembang.
Mengatur jadwal juga memungkinkan tubuh mendapatkan waktu istirahat dan pemulihan yang cukup, yang sangat krusial untuk menghindari cedera dan kelelahan. Selain itu, jadwal yang berulang pada waktu sama setiap hari dapat membantu membiasakan tubuh dan pikiran untuk lebih disiplin berlatih secara konsisten.
Dengan membuat jadwal latihan yang teratur dan realistis, proses pencapaian tujuan kebugaran menjadi lebih terukur dan terarah, sekaligus mengurangi risiko rasa malas atau kehilangan motivasi.
Strategi 3 : Jangan terlalu "Ngebut" diawal dan Mulai dengan durasi dan Itensitas rendahÂ
Seringkali, semangat dan motivasi yang tinggi di awal menyebabkan orang melangkah terlalu cepat atau berlebihan dalam intensitas latihan. Menurut Ade Rai, pendekatan seperti ini rentan menimbulkan:
- Kecapean luar biasa/Overtraining.
- Risiko cedera.
- Efek jera yang kemudian membuat orang berhenti sebelum benarbenar mencapai hasil atau membangun rutinitas.