Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Strategi Wisata Alam Posong di Temanggung tetap Bertahan Saat Pandemi Covid-19

10 April 2021   15:40 Diperbarui: 13 April 2021   11:50 1976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lokasi spot menarik yang sering menjadi obyek pengambilan foto ketika memasuki kawasan Wisata Alam Posong di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

Mungkin banyak yang tidak tahu, bahwa Kabupaten Temanggung adalah juara pertama Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2020 untuk kategori Kabupaten terbaik se-Indonesia yang diumumkan Presiden RI dalam Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Namun disini saya tidak akan membahas proses bagaimana prosesnya Kabupaten ini dapat menjadi yang terbaik, tetapi ada sisi lain yang menarik untuk diulas. 

Pesona alam, budaya dan kreativitas warganya untuk bertahan dalam pandemi COVID-19 adalah nilai plus tersendiri bagi saya. Banyak daerah di Indonesia yang kaya dengan sumber daya dan keindahan alam, tapi yang sukses mengoptimalkannya dalam satu paket terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari warganya tidaklah banyak.

Dokumentasi Kunjungan ke Wisata Alam Posong pada masa Pandemi COVID-19 di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Dokumentasi Kunjungan ke Wisata Alam Posong pada masa Pandemi COVID-19 di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Temanggung identik dengan pegunungan, hasil perkebunan dan sejarah Jawa yang kental. Bahkan tembakau Srintil sebagai salah satu hasil perkebunan asal kabupaten ini telah diakui memiliki kualitas terbaik dengan harga termahal di dunia. 

Menurut orang sini, nama “Srintil” berasal dari gabungan dua kata, yaitu “sri-ne” dan “ngintil” dimana Sri adalah dewi keberuntungan serta ngintil yag berarti mengikuti. Jadi, Tembakau Srintil mengandung makna filosofis sebagai tembakau yang diikuti oleh keberuntungan.

Selain menghasilkan komoditas, alam Temanggung juga menyajikan pesona alam yang indah dan sejuk. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam Posong yang berada di Desa Tlahab Kecamatan Kledung. 

Hamparan Kebun Tembakau di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung yang dapat dilihat dari Taman Wisata Alam Posong. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Hamparan Kebun Tembakau di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung yang dapat dilihat dari Taman Wisata Alam Posong. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Dari sini kita dapat melihat hamparan tanaman tembakau, gunung dan sunset yang sempurna. Jika cuaca cerah bersih dari awan, kita juga dapat menyaksikan  7 puncak gunung yang ada di Jawa Tengah dari Gunung Sumbing, Merbabu, Sindoro, ,Telomoyo, Merapi, Muria, dan Ungaran. Bahkan ketika cuaca sedikit mendung, pemandangan berselimut kabut juga masih memukau mata.

Dokumentasi Kunjungan ke Wisata Alam Posong pada masa Pandemi COVID-19 di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Dokumentasi Kunjungan ke Wisata Alam Posong pada masa Pandemi COVID-19 di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Masyarakat Temanggung telah mengubah kawasan di ketinggian 1.823 m.dpl ini menjadi wisata yang cantik dengan dilengkapi fasilitas yang memadai untuk memudahkan pengunjung ketika menjejakkan kaki untuk menikmatinya. 

Untuk menyaksikan lansekap jajaran hutan pinus, sawah, kebun sayur dan buah hingga kebun tembakau di antara lekuk bukit, pengelola menarik tiket masuk wisata ini sebesar Rp. 20.000 dengan jam operasional Pkl.04.00 – 17.00 WIB. 

Sebagai informasi, jarak gerbang masuk sampai area utama membutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam yang dalam prosesnya dapat sambil menyaksikan kebun kopi dan tembakau dengan jalan lebar dan berlapis batu makadam. Inilah yang saya maksud diatas tentang betapa selarasnya pengembangan wisata dengan aktivitas masyarakat sehari-hari. Pemandangan indah selama diperjalanan bukanlah hal yang disetting untuk keperluan wisata, tetapi ini murni kondisi lahan masyarakat yang sejak dulu sudah berkebun. Jika hasilnya dapat menjadi pemandangan menarik, itu adalah bonus.

Integrasi alam, kreativitas warga dan dukungan pemerintah daerah seperti kombinasi yang manis yang layak menjadi acuan daerah lain. Kisah tentang jaman perjuangan di kawasan ini juga seolah menjadi cerita yang sangat menjual untuk melengkapi kenikmatan berkunjung kesini.

Sebagaimana diketahui, dibalik keindahan panoramanya, Wisata Alam Posong menyimpan sebuah sejarah besar tentang perjuangan tokoh terkenal di Indonesia. 

Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, lereng Gunung Sindoro yang masuk ke area Desa Tlahab, Kecamatan Kledung ini sempat menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa, khususnya pernah menjadi pos pertahanan prajurit Pangeran Diponogoro saat melawan pasukan Belanda. 

Pos pertahanan yang dianggap rahasia ini akhirnya berhasil diketahui Belanda sehingga langsung ditinggalkan oleh prajurit-prajurit sang Pangeran sehingga menjadi pos kosong. Istilah Posong sendiri diilhami dari peristiwa tersebut yaitu singkatan dari Pos Kosong.

Sejak tahun 2019, kawasan ini diubah menjadi tempat wisata yang terkenal dan bahkan cukup bertahan di masa pandemi COVID-19 yang memasuki Indonesia awal tahun 2020, walau pengunjungnya telah berkurang 50% jika dibandingkan sebelum ada pandemi. Berbagai kreativitas warga dan dukungan Pemerintah daerah adalah kunci bertahannya kawasan ini  dari gempuran dampak ekonomi di masa pandemi. Jumlah pengunjung juga perlahan tapi pasti merangkak naik.

Wisata Alam Posong telah membuka tempat berkemah bagi masyarakat. Wisatawan yang berminat dapat menghubungi pihak pengelola dengan keramahan yang luar biasa. 

Menginap di lokasi ini mengajak  wisatawan untuk dapat merasakan sejuknya udara pegunungan dengan sensasi yang berbeda dan dikelola secara profesional. Pihak pengelola telah menyediakan sarana sebagai sayarat sesuai protokol kesehatan sebagi respons terhadap penyebaran COVID-19.

Fasilitas kemah dan penginapan sebagai bagian kreativitas pengelola di kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Fasilitas kemah dan penginapan sebagai bagian kreativitas pengelola di kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Hal yang tidak kalah unik adalah wisatawan dapat menikmati indahnya ‘milky way’ di saat cerahnya langit malam. Pagi harinya juga dapat menikmati momen ‘golden sunrise’ dan atraksi gumpalan ‘samudra awan’ yag eksotis. 

Dalam master plan kawasan yang disusun pemerintah daerah bersama masyarakat, ke depan wisatawan tidak hanya akan menikmati pemandangan sunrise di kaki Gunung Sindoro, tapi juga sunset dari balik Gunung Sumbing. 

Fasilitas kamar ala perkemahan yang disediakan pengelola kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Fasilitas kamar ala perkemahan yang disediakan pengelola kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Terkait kebutuhan lain selama disini wisatawan juga akan dimanjakan fasilitas toilet umum, mushola, kamar mandi, dan warung mudah ditemukan. Kreativitas dan inovasi yang ditopang oleh disiplin dan kerja sama akan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.

Warung makan dan warung kopi sebagai fasilitas yang memanjakan pengunjung ketika ingin sekedar menikmati pemandangan atau menginap di kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Warung makan dan warung kopi sebagai fasilitas yang memanjakan pengunjung ketika ingin sekedar menikmati pemandangan atau menginap di kawasan Wisata Alam Posong di masa Pandemi COVID-19. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Pengetahuan yang dipadu dengan kreativitas adalah kombinasi yang tepat untuk memperoleh keberhasilan. Masyarakat Kabupaten Temanggung bertahan dimasa pandemi COVID-19 dengan optimalisasi peluang yang masih dapat digarap. 

Kreativitas pengelolaan Wisata Alam Posong muncul ketika hal-hal besar dilakukan oleh serangkaian hal kecil yang disatukan. Kreatif itu bukan soal definisi, tapi lebih kepada tindakan nyata. (*ASP, 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun