Mungkin banyak yang tidak tahu, bahwa Kabupaten Temanggung adalah juara pertama Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2020 untuk kategori Kabupaten terbaik se-Indonesia yang diumumkan Presiden RI dalam Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Namun disini saya tidak akan membahas proses bagaimana prosesnya Kabupaten ini dapat menjadi yang terbaik, tetapi ada sisi lain yang menarik untuk diulas.
Pesona alam, budaya dan kreativitas warganya untuk bertahan dalam pandemi COVID-19 adalah nilai plus tersendiri bagi saya. Banyak daerah di Indonesia yang kaya dengan sumber daya dan keindahan alam, tapi yang sukses mengoptimalkannya dalam satu paket terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari warganya tidaklah banyak.
Menurut orang sini, nama “Srintil” berasal dari gabungan dua kata, yaitu “sri-ne” dan “ngintil” dimana Sri adalah dewi keberuntungan serta ngintil yag berarti mengikuti. Jadi, Tembakau Srintil mengandung makna filosofis sebagai tembakau yang diikuti oleh keberuntungan.
Selain menghasilkan komoditas, alam Temanggung juga menyajikan pesona alam yang indah dan sejuk. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam Posong yang berada di Desa Tlahab Kecamatan Kledung.
Untuk menyaksikan lansekap jajaran hutan pinus, sawah, kebun sayur dan buah hingga kebun tembakau di antara lekuk bukit, pengelola menarik tiket masuk wisata ini sebesar Rp. 20.000 dengan jam operasional Pkl.04.00 – 17.00 WIB.
Sebagai informasi, jarak gerbang masuk sampai area utama membutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam yang dalam prosesnya dapat sambil menyaksikan kebun kopi dan tembakau dengan jalan lebar dan berlapis batu makadam. Inilah yang saya maksud diatas tentang betapa selarasnya pengembangan wisata dengan aktivitas masyarakat sehari-hari. Pemandangan indah selama diperjalanan bukanlah hal yang disetting untuk keperluan wisata, tetapi ini murni kondisi lahan masyarakat yang sejak dulu sudah berkebun. Jika hasilnya dapat menjadi pemandangan menarik, itu adalah bonus.
Integrasi alam, kreativitas warga dan dukungan pemerintah daerah seperti kombinasi yang manis yang layak menjadi acuan daerah lain. Kisah tentang jaman perjuangan di kawasan ini juga seolah menjadi cerita yang sangat menjual untuk melengkapi kenikmatan berkunjung kesini.
Sebagaimana diketahui, dibalik keindahan panoramanya, Wisata Alam Posong menyimpan sebuah sejarah besar tentang perjuangan tokoh terkenal di Indonesia.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, lereng Gunung Sindoro yang masuk ke area Desa Tlahab, Kecamatan Kledung ini sempat menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa, khususnya pernah menjadi pos pertahanan prajurit Pangeran Diponogoro saat melawan pasukan Belanda.
Pos pertahanan yang dianggap rahasia ini akhirnya berhasil diketahui Belanda sehingga langsung ditinggalkan oleh prajurit-prajurit sang Pangeran sehingga menjadi pos kosong. Istilah Posong sendiri diilhami dari peristiwa tersebut yaitu singkatan dari Pos Kosong.
Sejak tahun 2019, kawasan ini diubah menjadi tempat wisata yang terkenal dan bahkan cukup bertahan di masa pandemi COVID-19 yang memasuki Indonesia awal tahun 2020, walau pengunjungnya telah berkurang 50% jika dibandingkan sebelum ada pandemi. Berbagai kreativitas warga dan dukungan Pemerintah daerah adalah kunci bertahannya kawasan ini dari gempuran dampak ekonomi di masa pandemi. Jumlah pengunjung juga perlahan tapi pasti merangkak naik.
Wisata Alam Posong telah membuka tempat berkemah bagi masyarakat. Wisatawan yang berminat dapat menghubungi pihak pengelola dengan keramahan yang luar biasa.
Menginap di lokasi ini mengajak wisatawan untuk dapat merasakan sejuknya udara pegunungan dengan sensasi yang berbeda dan dikelola secara profesional. Pihak pengelola telah menyediakan sarana sebagai sayarat sesuai protokol kesehatan sebagi respons terhadap penyebaran COVID-19.
Dalam master plan kawasan yang disusun pemerintah daerah bersama masyarakat, ke depan wisatawan tidak hanya akan menikmati pemandangan sunrise di kaki Gunung Sindoro, tapi juga sunset dari balik Gunung Sumbing.
Kreativitas pengelolaan Wisata Alam Posong muncul ketika hal-hal besar dilakukan oleh serangkaian hal kecil yang disatukan. Kreatif itu bukan soal definisi, tapi lebih kepada tindakan nyata. (*ASP, 2021)