Mohon tunggu...
Andi Ronaldo
Andi Ronaldo Mohon Tunggu... Konsultan manajemen dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Writing is not just a hobby, but an expression of freedom. Through words, we can voice our thoughts, inspire change, and challenge boundaries without fear of being silenced.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Perjalanan Dramatis hingga Diterima sebagai Relawan Asian Games 2026

13 September 2025   20:48 Diperbarui: 14 September 2025   19:25 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Asian Games 2026 (aichi-nagoya2026.org)

Asian Games selalu menjadi salah satu pesta olahraga terbesar dan paling ditunggu di Asia. Ajang ini bukan hanya soal medali, tetapi juga soal kebanggaan, persatuan, dan cerita-cerita luar biasa dari atlet yang datang dari seluruh penjuru benua.

Itulah sebabnya, bisa terlibat langsung di balik layar Asian Games selalu terasa istimewa --- sebuah kesempatan untuk menjadi bagian dari sejarah, meski dalam peran kecil seperti menjadi seorang relawan.

Saya pertama kali mendaftar sebagai calon relawan Asian Games 2026 pada 3 Februari 2025. Rasanya senang sekali bisa kembali mencoba peluang ini.

Sebelumnya, saya pernah menjadi relawan di Piala Dunia FIFA Qatar 2022, dan bahkan pengalaman tersebut memberikan kesempatan bagi saya untuk terlibat sebagai pewawancara kandidat relawan untuk Piala Dunia U-17 FIFA Indonesia 2023.

Jadi, ketika kesempatan baru datang, saya langsung mendaftar dengan penuh semangat.

Namun sejak awal, ada tanda tanya besar: apakah wawancara bisa dilakukan secara daring untuk kandidat yang tidak tinggal di Jepang? Informasi yang beredar pun kurang spesifik dan jelas.

Lalu, sebuah pengumuman membuat hati saya sempat jatuh: wawancara akan dilakukan dalam bahasa Jepang. Saya sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang, bahkan satu kalimat sekalipun.

Saya dijadwalkan wawancara pada 17 Juli 2025 pukul 21.00 WIB, tetapi rasa kecewa bercampur putus asa membuat saya malah tertidur --- dan akhirnya benar-benar melewatkan jadwal tersebut.

Saat tahu seorang teman saya sudah menjalani wawancara sebelumnya, saya bertambah kecewa dan sedih. Ia bercerita bahwa memang ada penjelasan awal dalam bahasa Jepang, tetapi sesi wawancara sebenarnya juga bisa dilakukan dalam bahasa Inggris.

Seandainya saya tahu lebih awal, mungkin saya tidak akan menyerah begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun