Panggungharjo, 27 November 2023 — Desa Panggungharjo, yang dikenal sebagai desa inovatif dan progresif di Kabupaten Bantul, kembali menunjukkan kepeloporan dalam penanganan lingkungan. Melalui program pengabdian masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Panggungharjo berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi konkret dalam persoalan sampah organik. Kolaborasi ini melibatkan Krapyak Peduli Sampah (KPS), Pasti Angkut, dan KUPAS, dengan sinergi peran yang jelas dan terukur.Â
Program ini tidak hanya menjadi jawaban atas problem klasik pengelolaan sampah, tetapi juga hadir sebagai model kolaborasi multipihak yang dapat direplikasi oleh desa lain di Indonesia.Â
Peran Pemdes Panggungharjo: Donatur dan Pemilik Program
Di bawah kepemimpinan Lurah Bapak Wahyudi Anggoro Hadi, Pemdes Panggungharjo menjadi motor utama program ini. Pemerintah desa tidak hanya berperan sebagai penyandang dana, tetapi juga sebagai pemilik program yang memastikan arah kebijakan selaras dengan visi desa ramah lingkungan.
Sebagai desa dengan kepadatan penduduk tinggi dan aktivitas ekonomi yang berkembang pesat, Panggungharjo memiliki tantangan besar dalam mengelola sampah. Kehadiran program ini diharapkan dapat menurunkan beban TPA Piyungan sekaligus meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah dari sumbernya.
Pasti Angkut: Penghubung Sampah dari Warga ke Pengelola
Pasti Angkut hadir sebagai mitra strategis di bidang logistik. Tugas mereka adalah melakukan pengambilan sampah dari rumah-rumah warga untuk kemudian dibawa ke pusat pengolahan.
Dengan sistem terjadwal dan armada yang memadai, Pasti Angkut menjembatani partisipasi warga dalam program ini. Masyarakat tidak lagi bingung harus membuang sampah organik ke mana, karena sudah ada sistem pengangkutan yang terintegrasi.
Langkah ini sangat penting, sebab salah satu hambatan dalam pengolahan sampah sering kali justru terletak pada rantai distribusi dari sumber ke pengelola.
KUPAS: Penyedia Fasilitas, Edukator, dan Pengawas
KUPAS (Kelompok Usaha Pengelola Sampah)Â mengambil peran sebagai penyedia fasilitas pendukung, termasuk mesin, sarana perawatan, hingga tenaga edukator dan pengawasan.