Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Program Sekolah Penggerak, Seberapa Jauh Kita akan Berubah?

19 Oktober 2021   02:25 Diperbarui: 21 Oktober 2021   14:51 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa saat mendapat pengarahan guru di kelas| Sumber: Shutterstock via kompas.com

Pengetahuan juga diangkap sebagai sesuatu yang kaku, baku yang siap disampaikan dan dicerna oleh anak didik. Nilai moral masih pada batasan baik dan buruk yang sudah ditentukan serta bersifat praktis. 

Teori society juga masih berupaya melanggengkan struktur sosial yang ada, dengan tingkatan-tingkatannya. Kemampuan atau talenta siswa harus dikembangkan dan sesuai dengan kebutuhan dunia industry. 

Sehingga tujuan pendidikannya adalah untuk menguatkan kemampuan dasar seperti perhitungan, untuk memperoleh sertifikat suatu keahlian atau bahkan untuk mendapatkan transfer pengetahuan itu sendiri. Sumber belajarnya adalah guru itu sendiri.

Proses evaluasi menggunakan tes akhir semacam ujian terstandar/ ujian nasional. Dari segi kebudayaan juga terdapat penyeragaman, desentralisasi dan berbasis kompetensi sesuai dengan kurikulum.

Pada 2 kolom sebelah kanan : Progresif Educator dan Public Educator merupakan paradigm kritis, progresif dan inovatif. Dalam dua pandangan ini pengetahuan atau ilmu dianggap sebagai sesuatu yang diperoleh dengan mengutamakan proses berpikir dan aktifitas sosial. 

Nilai moral yang ingin dicapai adalah kemanusiaan, kemerdekaan/ kebebasan dan keadilan. Siswa menjadi orientasi utama dan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. 

Kemampuan yang dimiliki dipandang sebagai suatu kebutuhan dan penerjemahan-penerjemahan secara pribadi untuk kemudian dikembangkan. Tujuan pendidikannya adalah untuk mencapai kreatifitas dan membentuk setra memberikan makna terhadap hidup siswa sendiri. 

Dalam proses belajar siswa juga bebas melakukan eksplorasi dan menerjemahkan fenomena yang ada untuk mendapatkan pengetahuan. Kemudian dari hasil eksplorasi dan penerjemahannya disusun pengetahuan dengan bantuan guru melalui diskusi. 

Sumber belajar bisa berasal dari berbagai macam sumber seperti lingkungan sekitarnya hingga fenomena sosial yang terjadi. Proses evaluasi cukup menggunakan portofolio. Sehingga perbedaan siswa juga lebih diakui.

Dari kelima aspek yang sudah ada : Ekosistem, guru, pedagogi dan penilaian sudah termasuk dalam ranah progresif dan public educator yang termasuk kritis, progresif dan inovatif. Artinya sudah banyak perubahan dari sebelumnya. Namun pada ranah kurikulum masih berbasis kompetensi. 

Kurikulum yang berbasis kompetensi masih dalam paradigm lama yang erat kaitannya dengan dunia industri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun