Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Diciptakan Untuk Bekerja

20 Juni 2025   19:30 Diperbarui: 20 Juni 2025   19:30 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kehidupan yang penuh kerja keras bukanlah keadaan yang rendah atau terdegradasi.

Yang Mahakuasa tidak pernah menempatkan manusia di bawah naungan yang tenang seperti di tengah-tengah hutan yang rimbun dan bukit-bukit yang indah tanpa tugas yang harus dilakukan, tanpa ada yang harus dilakukan kecuali bangun, makan,  berbaring dan beristirahat.

Dia telah menetapkan bahwa Pekerjaan harus dilakukan di semua tempat tinggal kehidupan
Di setiap ladang yang produktif
Di setiap kota yang sibuk dan di setiap gelombang lautan.

Baca juga: Hati Manusia

Dia telah berkenan memberi manusia sifat yang ditakdirkan untuk tujuan yang lebih tinggi daripada istirahat yang malas dan pemanjaan diri yang tidak bertanggung jawab dan tidak menguntungkan.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan energi yang sifatnya seperti itu, pekerjaan adalah unsur yang perlu dan tepat.

Kita mungkin juga bertanya mengapa Dia tidak dapat mengembangkan energi ini tanpa instrumen kerja?

Baca juga: Kecerdasan Manusia

Kebenaran yang agung
Tonggak moral yang agung,
Membimbing jalan seluruh umat manusia.  

Ia mengajarkan kepada hambanya yang bekerja keras bahwa kehidupan sehari-hari mereka bersifat ibadah.

Bahwa semua peralatan kerja keras mereka
Kain yang mereka tenun
Barang dagangan yang mereka tukar-menukar
Semuanya dirancang untuk tujuan ibadah.

Baca juga: Manusia Bijaksana

Sehingga dengan keyakinan demikian, kehidupan sehari-hari mereka dapat menjadi ladang bagi kemajuan yang paling mulia.

Apa yang kita lakukan dalam selingan waktu bersantai dan membaca buku, secara khusus dirancang untuk mempersiapkan pikiran kita bagi tindakan Kehidupan.

Kita harus mendengar, membaca dan bermeditasi agar kita dapat bertindak dengan baik.

Tindakan Kehidupan itu sendiri merupakan ladang besar bagi kemajuan rohani.

Tidak ada tugas industri atau bisnis
Di ladang atau hutan
Di dermaga atau dek kapal
Di kantor atau sekolah yang tidak memiliki tujuan ibadah.

Tidak ada kekhawatiran atau rintangan dalam pekerjaan kita sehari-hari, tetapi secara khusus ditahbiskan untuk menumbuhkan kesabaran, ketenangan, tekad, ketekunan, kelembutan, ketidaktertarikan dan kemurahan hati dalam diri kita.

Semua hubungan dalam kehidupan, hubungan orang tua, anak, saudara laki-laki, saudara perempuan, teman, rekan, kekasih dan orang yang dicintai, suami, istri, semuanya bermoral melalui setiap ikatan hidup dan urat saraf yang menggetarkan yang mengikat mereka bersama.

Mereka tidak dapat bertahan hidup sehari atau sejam tanpa menguji pikiran akan kebenaran, kesetiaan, kesabaran, dan ketidaktertarikannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun