Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Amerika dan Hutang Negara

28 Juli 2023   19:33 Diperbarui: 28 Juli 2023   19:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sebelum kita bicara debt ceiling atau Pagu Utang. Maka kita harus mengenal Sovereign Default dulu. Apa itu Sovereign Default?

Sovereign Default atau Gagal Bayar Nasional adalah kegagalan atau penolakan pemerintah sebuah negara berdaulat untuk membayar penuh utang-utangnya. Penolakan ini bisa disertai deklarasi formal pemerintah untuk tidak membayar atau hanya membayar sebagian utang-utangnya, atau penghapusan pembayaran jatuh tempo secara de facto.  Ini bisa terjadi dikarenakan memang negara tersebut tidak punya niat untuk membayar atau pihak parlemen belum menyetujui pembayaran tersebut.

Jadi bukan karena bangkrut ya. Ini harus dipahami. Soalnya hutang Amerika itu memang tinggi. Sekitar 30,9 Trilyun Dolar Amerika. Sementara GDP mereka hanya 23, 32 Trilyun Dolar Amerika. Sehingga hutang lebih tinggi dari GDP. Sebenarnya bagi Amerika hal ini tergolong biasa saja sebab dulu waktu perang dunia kedua mereka juga pernah mengalami hal ini.

Sejak 1917 Kongres Amerika telah menetapkan bahwa Debt Ceiling atau Pagu Hutang tidak boleh melebihi yang telah ditetapkan oleh Kongres.

Nah setiap tahun sejak saat itu, pemerintah selalu merevisi besaran Pagu Hutang tersebut tergantung pertumbuhan ekonomi negara itu. Jika meningkat maka Pagu Hutang boleh dinaikkan.

Pada Januari 2023 hutang negara Amerika ternyata telah mencapai batas Pagu yang telah ditetapkan yaitu 31,4 Trilyun Dolar Amerika. Lantas kenapa hutang ini terus naik? Karena Amerika belanja terus. Bayangkan! Mereka setiap tahun bocor sekitar 1 Trilyun Dolar Amerika. Jaman Donald Trump malah lebih parah lagi.

Tapi biasanya Trump selalu menerapkan Fiscal Conservatism.  Apa itu Fiscal Conservatism? Adalah suatu filosofi ekonomi yang fokus pada Pajak rendah, mengurangi belanja dan meminimalkan hutang. Untuk itu Trump mengeluarkan kebijakan Tax Cuts and Jobs dimana kemudian pajak perorangan dan korporasi menjadi turun.

Akibatnya apa? Akibatnya Presiden setelah Donal Trump pusing kepala cari cara untuk menambal hutang. Padahal setelah empat tahun memimpin Donald Trump telah mencetak hutang sebanyak 7.8 Triliun Dolar Amerika. Lebih tinggi dari Obama yang memerintah sampai delapan tahun.

Sekarang hutang negara sudah mencapai pagu. Gimana dong? Pusingkan Joe Biden. Makanya beliau terpaksa harus berbicara dengan Juru Bicara House of Representatif yaitu Kevin McCarthy.

Sebenarnya kalau partai Demokratik menang pada midterm election, Biden tidak perlu harus banyak melobi ke partai Republik agar bisa bekerja. Ini masalahnya partai Demokratik kalah tipis. Jadi kalau sampai tidak tercapai kesepakatan, maka Biden harus siap-siap di kritik sama rakyatnya.

McCarthy ini kan orang Republikan. Jadi beliau ini maunya Biden fokus pada industri perminyakan untuk cadangan energi. Sementara untuk yang satu ini antara Republikan dengan Demokratic masih beda pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun