Satu-satunya pemain MU yang diidolakan Fans Liverpool.
Sulit membayangkan bagaimana fans Liverpool mendendangkan lagu-lagu pujian untuk para pemain MU.
Namun itu tidak berlaku untuk Marcus RASHFORD...
Mengapa bisa seperti itu?
Inggris beda dengan Amerika Serikat. Di AS jika pemerintah turun tangan membantu masyarakat maka langsung di cap sosialis. Kalau di Inggris baik pemerintah atau siapapun boleh melakukan tindakan kemanusiaan apapun tanpa takut dituduh sosialis.
Waktu Covid-19, Rashford melihat tidak ada satupun sekolah di Greater Manchester yang membagikan makanan untuk penduduk setempat khususnya gelandangan dan pengemis yang ada di kota tersebut.Â
Rashford membuat keputusan untuk membantu golongan tersebut dengan mengandalkan pengaruhnya sebagai pesepakbola terkenal dengan menggalang bantuan sehingga dengan gerakan ini maka 4 juta makanan telah diedarkan di daerah Greater Manchester.
Sebenarnya pemerintah Inggris memiliki jaminan sosial untuk golongan GEPENG ini. Namun dikarenakan kondisi Covid-19 maka dana bantuan sosial atau kalau di Indonesia disebut BLT ini langsung dialihkan ke penanganan Covid-19. Inilah yang membuat Rashford murka dan meminta Boris Johnson (perdana menteri Inggris) untuk mengembalikan fungsi BLT tersebut.
Kecaman ini melalui sebuah open letter atau kalau di kita mungkin lebih mirip petisi ternyata didukung penuh oleh rakyat Inggris sehingga mau tidak mau pemerintah Inggris terpaksa mengembalikan lagi BLT tersebut.
Inilah awalnya Rashford mendapat tempat di hati rakyat Inggris. Biasanya pemain bola tidak ada yang peduli dengan nasib orang miskin yang ada di sana. Malah salah satu analis politik disana menyebut Rashford sebagai Masterstroke of Politics.
Ini jelas memukul telak pemerintah Inggris. Apalagi waktu itu ada orang dari pemerintah Inggris bernama Matt Hancock yang menyerang para pemain bola beken ini dengan sebuah pernyataan agar mereka sudi di potong gajinya untuk disumbangkan kepada kegiatan-kegiatan sosial di Inggris.Â