Mohon tunggu...
Andi ZainuddinJaperi
Andi ZainuddinJaperi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Psikologi Profesi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mindfullness Parenting: Anti Stress dalam Mengasuh Anak

22 Desember 2022   23:10 Diperbarui: 22 Desember 2022   23:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Konsep mindful parenting pada dasarnya merujuk pada pendekatan mindful (berkesadaran) dalam psikologi atau yang disebut dengan praktik hidup mindfulness psychology. 

Mindful parenting merupakan konsep dalam pengasuhan yang menekankan pada proses mengasuh dengan penuh kesadaran (eling). Dalam modul Mindful Parenting yang dikeluarkan oleh Kemendikbud pada tahun 2015 menyebutkan bahwa Pengasuhan dengan mindful parenting merupakan salah satu dari bebagai metode yang mulai banyak disarankan untuk dapat membangun hubungan antara orangtua dan anak yang aman.

Manfaat dari penggunaan metode mindful parenting ini juga sudah terbukti dari berbagai jurnal seperti jurnal Mindfullnes oleh Beer, dkk pada tahun 2013, jurnal Child Family oleh Cohen & Semple pada tahun 2010, Van der Oord, dkk pada tahun 2012, dan jurnal Child Pyschotherapy oleh Reynold pada tahun 2003. 

Mereka menyebutkan bahwa penggunaan mindful parenting ini terbukti dapat mengurangi stress, menurunkan agresi anak, meningkatkan perilaku prososial anak, meningkatkan kepuasan dalam pengasuhan, dan meningkatkan kualitas komunikasi verbal dan nonverbal antara orangtua dan anak, bahlan secara efektif mampu membantu orangtua dalam mengasuh anak yang mengalami autis dan ADHD. Sehingga dari begitu banyaknya manfaat yang sudah ditemukan penggunaan metode ini perlu untuk diterapkan.

Model mindful parenting ini dirumuskan kedalam gambaran lima dimensi mindful parenting yang diambil dari konsep praktik hidup mindfulness psychology sebagai salah satu strategi dalam membangun pengasuhan positif dalam keluarga. Lima dimensi tersebut antara lain: (1) mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati, (2) pemahaman dan penerimaan untuk tidak menghakimi, (3) pengaturan emosi atau sabar, (4) pola pengaturan diri yang bijaksana atau tidak berlebihan, dan (5) welas asih. Konsep mindful parenting dengan lima dimensi tersebut yang direkomendasikan melalui paper ini.

Dimensi yang pertama yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati menunjukkan bahwa pada dimensi ini memfokuskan pada cara komunikasi yang efektif. 

Komunikasi efektif dapat terjadi apabila komunikator dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat muncul pada saat berkomunikasi dengan komunikan, terutama pada proses mendidik anak. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada gaya komunikasi orangtua pada anak anak antara lain: memerintah. Mengancam, menceramahi, menginterogasi, memberi label, membandingkan, menghakimi, menyalahkan, mendiagnosis, menyindir, memberi solusi, menyuap, dan membohongi. 

Kesalahan tersebut dapat dihindari dimulai dengan menerapkan dimensi mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati. Keterampilan mendengarkan secara aktif oleh orangtua sangat diperlukan agar anak merasa benar-benar diperhatikan dan dihargai. 

Mendengarkan dengan menatap wajah anak dengan ekspresi yang menyenangkan atau menunjukkan ketertarikan akan cerita anak juga akan membuatnya lebih senang dan merasakan kehadiran orangtuanya seara hakiki. Karena memalingkan wajah pada saat berkomunikasi dengan oranglain atau anak merupakan hal yang tidak dianjurkan oleh Allah SWT.

Ketika orangtua mampu berbicara dengan empati maka hal tersebut dapat membuat orangtua tidak terburu-buru memberikan nasehat saat anak bercerita atau berbicara tentang pengalamannya. Karena menasehati, menceramahi, mengintrogasi, menyalahkan, dan memberi solusi Ketika anak baru menceritakan tentnag pengalaman atau permasalahnnya kepada orangtua dapat membuat anak menarik diri dan enggan melanjutkan pembicaraan. Sementara itu, menggali cerita anak dan pemikiran anak sangat penting untuk tetap dapat mendampingi anak dalam menyelesaikan masalah dengan tepat.

Dimensi kedua yaitu pemahaman dan penerimaan untuk tidak menghakimi juga merupakan bagian dari pembentuk komunikasi efektif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Widayanti pada tahun 2017 menyebutkan sekitar 90% permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan cara komunikasi atau penyampaian niali baik pada anak. Dengan tidak adanya perilaku menghakimi oleh orangtua pada anak, maka salah satu kesalahan dalam komunikasi dapat dihindari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun