Mohon tunggu...
Andhika Zulkarnaen
Andhika Zulkarnaen Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder of Cultura Magazine

A creativepreneur with more than 10 years of professional experience in communication, media, and creative industry.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Soft Skill, Kunci Berkompetisi dan Beradaptasi dengan Perubahan Zaman

3 April 2020   06:43 Diperbarui: 12 April 2023   11:39 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mencari inovasi. (sumber: g-stockphoto via kompas.com)

Dengan pengalaman saya bertemu banyak orang, bekerjasama dalam bisnis, dan khususnya merekrut freelancer untuk mengerjakan project-project klien, mayoritas mereka yang saya temui tidak memiliki soft skill yang baik. Ada yang etika/attitude-nya buruk, cara berkomunikasi dan tanggung jawabnya tidak baik, kemampuan problem-solving dan self-motivation rendah, dan tidak sanggup bekerja under pressure. 

Sebagai contoh: Saya complain karena pekerjaannya tidak sesuai yang dijanjikan, bukannya menerima malah jauh lebih keras dari saya, bahkan ada yang sampai memaki dan tidak mau melanjutkan pekerjaannya. Mungkin ini contoh buruknya attitude dan tidak bisa memanage emosi dengan baik. 

Pernah juga ada yang seenaknya mengatur jadwal dan lokasi meeting. Yang paling sering saya hadapi adalah cara mengirim CV/Portfolio, kadang tanpa judul email, kadang tanpa penjelasan singkat pada body email, dan masih banyak contoh-contoh lainnya, dan semua itu sangat disayangkan.

Sangat disayangkan itu semua lebih banyak  saya temui pada usia-usia di bawah 30 tahun, dimana mereka sedang dalam masa sangat produktif dengan kemampuan hard skill yang luar biasa sangat cepat berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Apabila hard skill dan soft skill dikombinasikan dengan baik, maka saya sangat yakin individu-indivudi tadi bisa menjadi jauh lebih profesional dan pastinya mampu bersaing di era yang serba cepat dan supply/demand yang semakin tinggi.

Keadaan saat ini memang serba instant, apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi. Tapi jangan sampai generasi ini menjadi orang-orang yang ingin semuanya serba instant juga. Baik itu dalam pencapaian karir ataupun cepatnya meraih kesuksesan dalam berbisnis. 

Nikmati segala prosesnya, lalui setiap kegagalannya, perbaiki kegagalan-kegagalan tersebut dan jadilah lebih baik dengan semua yang pernah kita lalui.

Selain itu, kita juga terlalu mengadalkan "portfolio" dalam menawarkan jasa. Portfolio sangat penting, tapi tidak akan menjadi lebih baik tanpa "reputasi", dan reputasi tidak bisa dibangun dalam satu malam. Banyak yang punya portfolio mumpuni tapi akhirnya tidak bisa deliver pekerjaannya dengan baik karena kurangnya soft skill tadi.

Memanfaatkan Momentum Bonus Demografi

Saya bukan sok tua, sok paling benar bahkan sok bijak, tapi persoalan ini cukup perlu kita pikirkan bersama. Apalagi bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2030-2040 akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan besar bagi kita. 

Pada bonus demografi itu, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

Walaupun tidak sermua negara berhasil memanfaatkan momentum ini dengan baik. Jepang adalah salah satu yang sukses, Brasil dan Afrika Selatan yang dinilai gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun