Mohon tunggu...
Andhara Syaharani
Andhara Syaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Jack of all trades

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Kader Kesehatan melalui Pelatihan yang Bermakna

31 Juli 2025   21:49 Diperbarui: 31 Juli 2025   21:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Refreshment Kader di ruang tahfidz (Sumber: Dok. Pribadi)


Surabaya, 8 Mei 2025 --- Siang itu, ruang belajar di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah tidak diisi oleh kajian kitab atau hafalan Al-Quran. Sebanyak 21 santri berkumpul untuk belajar tentang kesehatan---bukan sebagai pasien, tapi sebagai calon agen perubahan.

Mereka adalah Santri Husada, kader kesehatan di lingkungan pesantren. Melalui kegiatan refreshment atau pelatihan penyegaran yang digelar oleh Tim Bina Pesantren Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), para kader diajak mengasah kembali keterampilan dan komitmen mereka.

Pelatihan ini dirancang bukan sekadar menyampaikan teori. Para santri diajak untuk mengingat kembali peran penting mereka sebagai kader kesehatan di lingkungan pesantren, lalu langsung dilatih penggunaan alat-alat kesehatan seperti timbangan digital, pengukur tekanan darah, microtoise (alat ukur tinggi badan), pita LILA, serta Karada Scan (alat ukur massa tubuh).

Praktik penggunaan alat skrining (Sumber: Dok. Pribadi)
Praktik penggunaan alat skrining (Sumber: Dok. Pribadi)

Yang tak kalah menarik, pelatihan ini juga memperkenalkan penggunaan Sistem Informasi Kesehatan Pesantren (SISKESTREN)---sebuah sistem digital berbasis website yang dikembangkan oleh Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat UNUSA untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan data kesehatan santri yang terintegrasi dengan Puskesmas. Para kader diberi kesempatan mencoba langsung sistem ini menggunakan laptop dan tablet.

Praktik penggunaan SISKESTREN (Sumber: Dok. Pribadi)
Praktik penggunaan SISKESTREN (Sumber: Dok. Pribadi)

Sebagai bentuk komitmen, para kader juga mengisi lembar kesediaan dan menerima pin kader secara simbolis. Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi kelompok, di mana para kader menyampaikan ide-ide kreatif terkait program kesehatan yang bisa diterapkan di pesantren. Ide terbaik mendapatkan apresiasi khusus.

Kegiatan ini bukan hanya memperbarui pengetahuan, tapi juga membentuk rasa percaya diri dan kepemimpinan dalam diri para santri. Sebuah langkah kecil yang berarti untuk menciptakan lingkungan pesantren yang lebih sehat dan mandiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun