Kejadiannya enam tahun lalu. Saat itu aku masih menempuh study di Surabaya. Pada suatu hari seorang teman sesama alumni Pertukaran Pemuda Indonesia menghubungiku untuk hadir reuni pada acara Jambore Pemuda Indonesia (JPI) yang dilaksanakan di Jogja.Â
Senang sekali karena sejak menjadi alumni lima tahun sebelumnya lagi, baru kali itu berkesempatan hadir diacara serupa. Mumpung lagi di Jawa dan kegiatannya juga di Jawa, begitu pikirku.
Setelah bertanya kepada teman kuliah tentang rute yang akan ditempuh, aku berkesimpulan untuk "numpak sepur" atau naik kereta api ke Jogja. Cek dan ricek harga tiket ternyata naik kereta Ekonomi jauh lebih murah. Hanya 90ribu harga tiketnya kala itu, berangkat dari statsiun Gubeng-Surabaya turunnya di Stasiun Lempuyangan-Jogja.
Tibalah hari yang ditunggu untuk berangkat, aku berangkat sendiri dengan tas ransel kecil seperti biasa. Naik di gerbong keempat aku mulai mencari bangku yang tertera di lembaran tiket.
"Permisi, bangku sebelah kosong yah mba", ucapku santun kepada perempuan muda berjilbab yang lebih dulu duduk
"Iya, mas duduknya disini yah?" balasnya bertanya
"Iya mba", jawabku sambil menaruh tas renselku dan duduk disebelahnya
Perjalanan ini akhirnya tidak sepi, ucapku dalam hari. Pasti dia mau ke Jogja juga atau paling di mau ke Jakarta. Pikiranku mulai berdebat sendiri.
"Ooh iya mba mau kemana, Jogja yah?" sesaat setelah kereta mulai jalan aku memberanikan diri bertanya
"Ndak mas, aku turunnya di Solo", jawabnya sambil tersenyum
Khas sekali, senyuman gadis jawa yang begitu manis. Hati seperti tenang melihat senyum seperti itu. Adem dan hati jadi tenang pokoknya. Beberapa menit bercerita akhirnya kami mulai akrab dan saling mengenal. Namanya Citra, seorang mahasiswi di kampus negeri terkenal di Surabaya.