Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terang Maaf

10 April 2024   16:22 Diperbarui: 10 April 2024   16:33 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: istockphoto.com)

Yang mengangkatku dengan ringan dan lembut dari jurang nestapa.

Aku seperti baru terlahir kembali dengan hati yang terbuka menerima terang.

Hanya kali ini juga cukup damai memaklumi gelap.

Palu penghakiman berhenti memaku hatiku.

Belas kasihan menghangatkan hati yang sempat beku.

Kubiarkan Sang Ada mengajariku pelan-pelan 'tuk mengeja bahasa cinta.***


Catatan:

Selamat merayakan rahmat Idul Fitri.

Mohon maaf, lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun