Mohon tunggu...
ANASTASIA IDA RISTIANI
ANASTASIA IDA RISTIANI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya seorang guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Saat ini saya ingin mengembangkan diri dengan cara menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

30 Maret 2023   10:38 Diperbarui: 30 Maret 2023   10:42 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Supervisi akademik yang pernah terjadi sekian belas tahun yang lalu seolah hanya penilaian semata oleh pemangku kepentingan (Yayasan, Kepala Sekolah). Karena tujuan utama supervisi akademik saat itu adalah mengacu pada keputusan layak dan tidaknya guru tersebut mengajar. Sehingga bukan ke arah pengembangan diri pendidik. Bahkan ketika mau observasi, supervisor tidak melakukan pra obeservasi. Walaupun pasca observasi tetap dilakukan. Sehingga supervisi akademik masih beorientasi pada penilaian mengajar saja, belum mengacu kepada kebutuhan pendidik itu sendiri. Jika belum mengacu kepada kebutuhan pendidik, sama artinya juga belum mengacu pada kebutuhan belajar peserta didik atau berpihak pada murid. Kegiatan-kegiatan refleksi pasca observasi juga masih dominan kepada supervisor karena belum menggunakan pendekatan coaching.

b. Guru sebagai pemimpin pembelajaran belum mengembangkan pendekatan coaching kepada rekan sejawat maupun murid. Sehingga belum sepenuhnya memaksimalkan potensi yang ada pada rekan sejawat maupun murid.

2. Penerapan di Masa Mendatang

a. Harapannya proses supervisi akademik yang bersifat memberdayakan.  Sehingga supervisi ini bersifat pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Kepala sekolah dan pemimpin pembelajaran seyogyanya berfokus pada peningkatan kompetensi pendidik dalam mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid yang bertujuan pada pengembangan sekolah sebagai komunitas praktik pembelajaran.

b. Supervisor juga memerhatikan tahapan pada supervise akademik yaitu: 1) pra observasi, 2) observasi, dan 3) pasca observasi. Hal ini berguna untuk membangun hubungan guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan diri dan membantu perbaikan atau pengembangan dari hasil refleksi supervisor dan guru;

c. Supervisor di sekolah memahami prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching: 1) kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru; 2) konstruktif; 3) terencana; 4) reflektif; 5) objektif, 6) berkesinambungan, dan 7) komprehensif;


d. Guru sebagai pemimpin pembelajaran senantiasa siap untuk mengembangkan diri dan orang lain. Akan sangat bermanfaat dan bermakna menggunakan pendekatan coaching dan alur TIRTA.

3. Praktik Baik yang Dilakukan dari Modul Lain yang Telah Dipelajari

Modul 2.3 merupakan bagian dari paket modul 2, sehingga tidak bisa lepas dari modul 2.1, modul 2.2.

a. Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.2

Praktik baik yang dilakukan setelah mempelajari modul 2.3 adalah melakukan praktik coaching baik dengan teman sejawat dan murid. Menurut International Coach Federation, coaching merupakan bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Untuk melaksanakan coaching yang baik berdasarkan paradigma berpikir coaching, prinsip coaching, dan kompetensi inti coaching, dan alur TIRTA, maka dibutuhkan sosok pendidik yang memerhatikan kebutuhan sosial dan emosional murid maupun dengan tenaga pendidik lainnya. Dalam praktik coaching dengan alur TIRTA dibutuhkan ketrampilan seorang coach yang mempunyai kesadaran penuh (mindfulness) dan kepenuhan KSE (kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan ketrampilan berelasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Kebutuhan sosial dan emosioanl serta KSE ini dipelajari dalam modul 2.2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun