Mohon tunggu...
Anang Nugroho
Anang Nugroho Mohon Tunggu... memberi makna pada setiap perjalanan

Belajar dari segala hal yang ada disekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

bangkit dari luka

14 Oktober 2025   01:38 Diperbarui: 14 Oktober 2025   01:38 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernah aku jatuh,
Sedalam sunyi yang tak bertepi.
Langit yang pura-pura tak melihat,
Dan bumi tak lagi ramah menampung langkah.
Air mata menjadi bahasa harian,
Duka menulis kisah di dada,
Hingga aku lupa,
Bahwa luka pun punya ujungnya.
hingga aku menyadari, di dalam luka itu,
masih tersisa cahaya yang menyala,
Setitik harapan menyusup di sela sesak,
Menyapa hati yang nyaris pasrah.
Aku belajar berdiri,
Meski lutut gemetar dan jiwa bergetar.
Aku belajar tersenyum,
Meski sisa air mata belum kering sepenuhnya.
Keterpurukan mengajarkanku arti kuat,
Bahwa jatuh bukan akhir,
Melainkan panggilan untuk mulai lagi,
Dengan hati yang lebih tabah, dan jiwa yang lebih bijak.
Kini aku melangkah,
Bukan tanpa luka,
Tapi dengan keyakinan,
Bahwa setiap luka adalah tanda:
Aku pernah berjuang, dan akhirnya---bangkit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun