Mohon tunggu...
Analisa Djajasasmita
Analisa Djajasasmita Mohon Tunggu... A Storyteller

Jack of all trades, master of none!

Selanjutnya

Tutup

Foodie

#JurnalRamadan - Menikmati Nasi Goreng Merah Setelah Tarawih di Depan Masjid Dekat RSIA Faisal

9 Maret 2025   19:00 Diperbarui: 9 Maret 2025   02:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Nasi Goreng Merah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ramadan selalu membawa pengalaman unik, terutama setelah sholat tarawih. Malam itu, setelah menyelesaikan ibadah di masjid dekat RSIA Faisal, Makassar, aku merasakan lapar kembali meskipun sudah berbuka sebelumnya. Udara malam yang sejuk dan suasana jalanan yang mulai lengang membuatku tertarik untuk mencari sesuatu yang hangat dan mengenyangkan.  

Di depan masjid, aku menemukan sebuah warung kecil dengan wajan besar yang mengepul. Aroma bawang putih dan saus tomat yang digoreng langsung mengundang selera. Penjualnya dengan cekatan mengaduk nasi dalam wajan, mencampurkannya dengan saus tomat merah pekat, telur, dan ayam suwir. Tanpa ragu, aku memesan nasi goreng merah, salah satu kuliner khas yang banyak ditemukan di Makassar.  

* Kelezatan Nasi Goreng Merah

Tidak butuh waktu lama, sepiring nasi goreng merah tersaji di hadapanku. Warna merahnya mencolok, khas dari penggunaan saus tomat yang melimpah. Dibandingkan dengan nasi goreng kecap yang lebih gelap dan manis, nasi goreng merah ini menawarkan cita rasa yang lebih segar, dengan perpaduan rasa asam, gurih, dan sedikit manis.  

Topping-nya sederhana namun sempurna---potongan ayam suwir, telur orak-arik yang lembut, serta irisan timun segar sebagai pelengkap. Kerupuk putih renyah diletakkan di samping piring, menambah tekstur kriuk yang kontras dengan nasi yang lembut.  

Saat suapan pertama masuk ke mulut, kehangatan nasi dan rasa saus tomat yang meresap sempurna langsung memberikan kenyamanan. Tidak terlalu berbumbu kuat, tetapi cukup untuk memuaskan lidah. Beberapa pelanggan lain di warung itu juga tampak menikmati makanan mereka dengan lahap, ada yang menambahkan sambal untuk sensasi pedas, ada pula yang memilih tambahan telur mata sapi.  

* Suasana Setelah Tarawih
Makan di depan masjid setelah tarawih memberikan pengalaman tersendiri. Jalanan di sekitar masjid masih cukup ramai dengan orang-orang yang baru selesai sholat, beberapa di antaranya mampir untuk mencari makan malam. Suasana ini terasa akrab dan nyaman, seperti bagian dari tradisi Ramadan yang tidak tertulis---beribadah, lalu berbagi momen sederhana dengan makanan yang hangat.  

Angin malam yang bertiup lembut membuat suasana semakin syahdu. Sesekali, terdengar suara kendaraan yang melintas atau perbincangan ringan dari meja sebelah. Aku menikmati setiap suapan dengan tenang, merasa bersyukur bisa menjalani Ramadan dengan pengalaman-pengalaman kecil yang berkesan.  

Setelah menghabiskan satu piring, rasa puas pun mengalir. Nasi goreng merah ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari perjalanan Ramadan yang membuatku lebih menghargai momen-momen sederhana. Aku pun mengucapkan terima kasih kepada penjual dan berjalan pulang dengan hati yang lebih hangat, siap menghadapi sahur dan hari esok dengan semangat baru. (analisa)

#JurnalRamadan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun