Kau hadir di dalam ruang yang hampa dengan mengatasnamakan perasaan, dan kau hadir dengan membawa sebuah harapan agar kelak tak ada yang perlu diperdebatkan. Nmaun kau salah dalam waktu, kedatanganmu membuatku jengkel sebab hati dan fikiranku sedang membentuk problem.
Ah sudahlah....lebih baik kau kembali saja, jangan buat problemku semakin riuh. Dan bawa saja pengharapan bersama perasaanmu itu. Jika kau ingin kembali, tunggulah selepas hati dan fikiranku tak lagi bertengkar.
Namun....ketika marahku mulai redah, kau tak kunjung kembali. Mengapa? Apakah kau merasa risih dengan perkataanku? Ku harap tak begitu.
Kembalilah....wahai permataku, sudah terlalu lama kau menghilang. Apakah kau telah ditelan oleh bumi? Ataukah tak ingin lagi bertemu denganku? Janganlah kau bertingkah semacam itu.
Mungkin kau melihat goresanku ini, goresan yang mengharapkan kembalinya dirimu. Cepatlah redah jikalau hatimu sedang dalam kemarahan.