Mohon tunggu...
Nisa Khoiriyah
Nisa Khoiriyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mulailah tanpa kata nanti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tolak Angin Wujud Kasih Sayang Ibu

5 Agustus 2018   13:27 Diperbarui: 5 Agustus 2018   13:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dahulu, aku adalah anak manja yang selalu hidup dibawah naungan orang tua. Ketika sakit, orang tua selalu ada buat untukku. Namun, semua itu berubah semenjak aku memutuskan untuk pergi jauh dari jangkauan mereka. Saat itu adalah hari terberatku, diriku yang merupakan anak pertama dan satu - satunya anak perempuan yang mereka miliki berkeinginan untuk menerima beasiswa sekolah untuk jenjang SMA yang bertempat di Bogor, Jawa Barat. Dilema pun terjadi, orang tua tidak menghendakinya karena aku adalah anak yang rentan terkena penyakit. 

Sama halnya dengan kebanyakan orang tua, mereka juga tidak ingin berjauhan dengan anaknya apalagi saat mengetahui ananknya memiliki penyakit kronis, guru pun memaksa agar menerima kesempatan itu demi mengharumkan nama sekolah, keluarga jauh dan para tetangga selalu mempergunjingkan hal ini dengan menyebarkan gosip yang tidak - tidak mengenai keputusan orang tuaku. Keadaan menjadi semakin runyam, aku yang saat itu berusia 15 tahun merasa amat tertekan dan bingung harus mendengarka. 

Hal itu membuat stamina tubuhku menurun, fisik melemah dan terjatuh sakit sampai membuatku harus dirawat selama hampir dua pekan. Padahal dua bulan lagi aku akan menghadapi Ujian nasional. Sanak keluarga beserta orang tua pun kelimpungan menghadapi situasi demikian, dan jujur di lubuk hati yang paling dalam, aku ingin sekali jauh dari mereka agar tidak merepotkan mereka lagi serta ingin menjadi anak yang mandiri. Hingga suatu saat, Tuhan mengilhami kedua orang tuaku, dengan berat hati, mereka memberikan restunya untukku agar menerima kesempatan emas itu. 

Hari demi hari telah berlalu, ayah dan ibuku berubah menjadi sosok yang sangat perhatian dan over protective. Aku memaklumi hal itu karena si Sulung ini akan segera meninggalkan kampung halamannya. Wejangan dan nasihat selalu diberikan untuk memenuhi ekspektasi mereka yang ingin anaknya menjadi tokoh yang hebat dan sukses di masa depan. Suatu ketika, ayahku menceritakan sebuah kisah inspiratif.

"Tahu tidak, sejak kecil, Ayah ingin sekali menjadi orang yang berguna bagi setiap orang. Terkadang, hati ini merasa malu karena tidak berhasil menggapai sang Pelangi yang sejak dulu diimpikannya." 

"Jangan seperti itu Yah, Nisa bangga kok memiliki orang tua yang hebat seperti Ayah." ujarku menenangkannya.

"Wahh, kamu ini berlebihan sekali ya Nak." ia menghela nafas sejenak, lalu melanjutkan "Ayah berkata seperti ini agar kamu mau melanjutkan mimpi itu."

"Jangan sekedar menjadi orang pintar, jadilah orang yang bermanfaat. Buat apa jadi pintar kalau akhirnya hanya bisa membodohi orang yang lemah. Sejak dulu, Ayah sangat terisnspirasi oleh beberapa tokoh sukses yang berhasil merintis usaha mereka sehingga perusahaan itu layal disebut giant company."

"Kamu tahu? Perusahaan Sido Muncul adalah perusaahan yang patut diacungi jempol, selain menghasilkan obat obatan yang berguna, tanaman dan rempah rempah yang mereka tanam bermanfaat untuk keseimbangan ekosistem alam. Ayah ingin seperti itu, membeli lahan pertanian yang luas dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat."

"Kan sekarang Ayah sudah melakukannya." Tanyaku heran.

"Itu semua tidaklah cukup. Ayah perlu berusaha lebih keras lagi dan ingin kamu melanjutkan mimpi itu. Buatlah khayalan yang hanya bisa dipikirkan itu menjadi kenyataan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun