Mohon tunggu...
Rizki Ramdani
Rizki Ramdani Mohon Tunggu... Guru - Rizki Ramdani kelahiran Alai 19 maret 1993 bertempat tinggal di kepulauan meranti provinsi riau

Rizki ramdani yang sering di sebut dengan nama pena anak pantai. Mempunyai hobby di bidang sastra di buktikan dengan beberapa perlombaan yang di ikuti dan 3 buah buku yang sudah di terbitkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hujan Reda: Bukan Pelangi Namun Banjir yang Datang

12 Januari 2021   21:47 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:55 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Musim hujan kini menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi kebanyakan masyarakat yang ada di negara Indonesia. Alih-alih turun nya hujan yang biasanya membawa kebahagiaan namun kini malah menjadi sesuatu hal yang menyedihkan. Karena setelah selesai turun nya hujan, bukan munculnya pelangi yang memberikan berbagai warna yang indah namun berganti dengan tergenangnya banjir di beberapa wilayah.

            Hampir setiap hari baik di stasiun televisi maupun berita online selalu menyiarkan berita tentang kebanjiran yang berada di negara kita. Beberapa rumah telah tergenang air bahkan ada yang sampai tak bisa di huni lagi.

            Masalah ini sebenarnya bukan masalah yang baru. Karena hampir setiap tahun ketika musim hujan tiba pasti akan berdampingan dengan musibah banjir yang melanda. Namun kejadian yang hampir terjadi rutin ini tidak bisa memberi pelajaran kepada mereka para korban.

            Beberapa orang yang tak bersalah pun ikut merasakan dampak yang terjadi. Sebenarnya apa penyebabnya dan bagaimana cara menyelesaikannya.

            Menurut beberapa kajian atau yang sering di sampaikan adalah karena semakin banyaknya manusia yang ada di bumi sehingga semakin banyak mereka membangun tempat tinggal untuk kehidupan mereka.

            Di kota-kota besar saja bisa kita lihat saat ini sangat sulit untuk mencari lahan-lahan yang kosong atau lapangan yang luas. Hampir semua sisi kini di penuhi dengan perumahan-perumahan yang sudah lama berdiri maupun yang baru di bangun.

            Banyak pohon-pohon yang di tebang untuk pembukaan lahan, padahal akar-akar pohon tersebut berfungsi untuk menyerap air-air yang berada di atas tanah.

            Kemudian penyebab selanjutnya adalah yang sangat sering di sampaikan. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Banyak masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan. Hal tersebut bisa di lihat jika banjir terjadi begitu banyak sampah-sampah yang ikut hanyut bersama mengalirnya air. Yang berarti sampah-sampah tersebut menjadi penyebab kurang lancarnya air mengalir.

            Jadi solusi yang bisa kita lakukan adalah yang pertama mulailah kita banyak menanam pohon. Di usahakan setiap rumah yang masih mempunyai lahan yang kosong untuk menanam pohon. Selain bisa memberi keteduhan ketika panas namun akar pohon juga berfungi seperti yang di bahas di atas.

             Dan terakhir kembali tak bosan-bosannya kita mengingat agar membuang sampah pada tempatnya. Jangan suka sembarangan membuang seperti di selokan atau sungai-sungai. Karena itu semua akan membuat tersendatnya air yang mengalir ketika hujan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun