Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizal Ramli Pro-Rakyat, Dibenci Mafia dan Rezim “Banditisme”

5 Agustus 2016   09:01 Diperbarui: 5 Agustus 2016   23:19 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KEBERADAAN Rizal Ramli sebagai tokoh nasional yang memiliki sikap tegas dalam membela hak-hak rakyat yang terindas, juga dengan perjuangannya yang senantiasa pro-rakyat, tidaklah muncul secara instan, atau dengan kata lain tidaklah baru muncul kemarin.

Rizal Ramli sudah sangat lama dibenci oleh rezim banditisme beserta para mafia di negeri ini, yakni diawali sejak dirinya dipercaya sebagai Ketua Dewan Mahasiswa ITB, atau pada masa rezim Orde Baru (Orba) berkuasa.

Kala itu, Rizal Ramli kerap “mengobrak-abrik” melalui aksi unjuk rasa sebagian besar kebijakan rezim Orba yang dinilainya hanya menguntungkan kelompok tertentu dan sama sekali tak berpihak kepada rakyat bawah.

Aksi unjuk rasa yang sering dipimpin langsung oleh Rizal Ramli itu, tentu saja tidak hanya mengganggu kenyamanan pemerintahan rezim Orba, tetapi juga mengganggu “mata rantai penghasilan” para mafia, sehingga Rizal Ramli pun dipandang sebagai sosok “berbahaya”, yang akhirnya ia dipenjara karena dianggap membuat kegaduhan.

Selepas dari penjara, Rizal Ramli melanjutkan studi dan menggali ilmu ekonomi di Boston Univesity hingga berhasil meraih gelar doktor.

Kehadiran Rizal Ramli kembali ke tanah air, membuat rezim Orba dan para mafia juga kembali terusik. Dan benar saja, Rizal Ramli bersama sejumlah elemen (terutama mahasiswa yang berada di garis terdepan) berhasil menumbangkan rezim Orba, hingga era Reformasi pun lahir.

RIZAL RAMLI BUKAN SOSOK PEMBURU JABATAN

AWALNYA, era Reformasi sebetulnya sudah berjalan dengan baik, namun “di tikungan” para mafia nampaknya berhasil mengambil alih “kendali” di negeri ini, yang ditandai lengsernya pemerintahan Presiden Gus Dur.

Dan sepertinya, “penampakan” para mafia bisa makin jelas terlihat dan kembali berjaya ketika Jusuf Kalla (JK) berhasil duduk sebagai Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dugaan ini tak bisa dianggap sepele, sebab bagaimana mungkin reformasi diyakini bisa berjalan dengan baik jika diketahui JK pernah dipecat oleh Presiden Gus Dur lantaran ketahuan melakukan KKN??? Itu yang pertama.

Yang kedua, pada saat jelang pengisian Kabinet Indonesia Bersatu (Kamis, 21 Oktober 2004), bagaimana mungkin SBY yang sudah menunjuk secara tertulis Rizal Ramli sebagai Menko Perekonomian, tiba-tiba bisa batal dan berubah dalam tempo 3 jam 40 menit? Sungguh bagai permainan “sulap”.

Dan pembatalan itu menurut Abdul Rochim (salah satu sahabat Rizal Ramli) karena telah “di-torpedo” oleh JK. “Saat itu Pak Rizal Ramli sudah ditunjuk Pak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, itu tertulis lho, bukan lisan. Tapi satu jam sampai 45 menit terakhir sebelum pengumuman menteri (kabinet), nama Pak Rizal Ramli di-torpedo Jusuf Kalla, digantikan dengan Aburizal Bakrie,” ungkap Abdul Rochim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun